
KEBAKARAN sumur minyak di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora sudah padam, kepolisian masih lakukan penyelidikan terhadap peristiwa yang mengakibatkan 4 orang meninggal dan nasib ribuan sumur minyak dikelola rakyat belum ditentukan.
Pemantauan Media Indonesia Minggu (24/8) hingga siang proses pendinginan terhadap kebakaran sumur minyak di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora masih berlangsung, tim gabungan masih tetap siaga dengan sesekali menyemprot air dari mobil Damkar karena dikhawatirkan masih ada letupan api yang dapat kembali besar.
Sementara itu petugas kepolisian juga semakin intensif melakukan penyelidikan terhadap kebakaran sumur minyak hingga mengakibatkan 4 orang meninggal dunia baik dengan memeriksa belasan saksi hingga melakukan olah TKP. "Sudah 18 orang termasuk pemilik sumur di periksa," kata Kepala Seksi Humas Polres Blora Ajun Komisaris Gembong Widodo.
Meskipun hinggavsast ini belum ditetapkan tersangka, ungkap Gembong Widodo, namun petugas kepolisian terus melakukan penyelidikan terhadap kebakaran sumur minyak tersebut untuk mengungkap penanggungjawab dalam peristiwa menghebohkan itu. "Siapapun yang bertanggungjawab menyebabkan kebakaran akan kami tindak tegas," tambahnya.
Selain memeriksa belasan saksi dan dimungkinkan dapat berkembang lagi, menurut Gembong Widodo, petugas juga telah melakukan olah TKP dan tim laboratorium forensik (labfor) Polda Jawa Tengah juga diturunkan untuk mengungkap penyebab dan sumber api menyebabkan kebakaran sumur minyak itu.
4.000 Sumur Minyak
Sementara itu Bupati Blora Arief Rohman mengaku lega setelah kebakaran sumur minyak di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora tersebut dapat dipadamkan, karena kebakaran sumur itu selain merengut korban jiwa juga mengakibatkan kerusakan lingkungan serta ratusan jiwa terpaksa mengungsi.
"Semoga kebakaran ini adalah untuk pertama dan terakhir, di masa mendatang tidak akan ada lagi kebakaran sumur minyak serupa, sehingga masalah sumur minyak dikelola rakyat dapat segera ditertibkan," ujar Arief Rohman.
Masalah sumur minyak rakyat di Blora, lanjut Arief Rohman, berdasarkan identifikasi dan pendataan sumur minyak di daerah ini sangat banyak hingga 4.000 unit dikelola oleh rakyat, namun sebagian besar diantaranya diperkirakan ilegal atau tidak berijin seperti sumur minyak yang baru saja terbakar
Menurut Arief Rohman, setelah terbitnya Permen ESDM No 14 tahun 2025 tentang legalitas sumur masyarakat dan hasil identifikasi awal, menunjukkan jumlah sumur minyak 4.000 unit dikelola rakyat itu. Menurut rencana akan diusulkan ke Gubernur kemudian dilanjutkan ke Menteri agar dapat dikelola melalui wadah seperti koperasi, BUMD, atau UMKM.
"Tim dari kementerian juga akan melakukan verifikasi untuk menentukan mana yang bisa disetujui, namun ketika proses ini sedang berjalan, terjadi insiden kebakaran pada sebuah sumur baru di Desa Gandu," ungkap Arief Rohman.
Setelah kebakaran ini, demikian Arief Rohman, atas arahan Gubernur, seluruh bupati di wilayah yang memiliki sumur masyarakat telah diminta menghentikan sementara operasional sumur, bahkan hasil rapat koordinasi Muspida Blora telah disepakati bahwa kedepan tidak boleh lagi melakukan pengeboran sumur minyak. “Kita tidak ingin jatuh korban lagi," tambahnya. (H-1)