
Pada program PPG, guru akan mempelajari banyak hal. Peserta juga akan diberikan tes berupa studi kasus. Sebelum melaksanakan tes, guru dapat belajar menggunakan contoh studi kasus PPG 2025.
Tes berupa studi kasus cukup sulit untuk dikerjakan. Sebab, pada tes ini, peserta PPG dituntut untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah menggunakan argumentasi yang tepat.
Contoh Studi Kasus PPG 2025 untuk Guru

Dikutip dari buku Penelitian Kualitatif Studi Fenomenologi Case Study, Grounded Theory, Etnografi, Biografi, Hadi, et al. (2021:29), menurut Faisol, studi kasus merupakan penelitian yang penelitiannya kepada suatu kasus yang dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif.
Studi kasus pada program PPG meliputi masalah-masalah pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Agar dapat berhasil mengerjakan tes, berikut contoh studi kasus PPG 2025 yang dapat dijadikan referensi oleh guru.
1. Studi Kasus: Kemampuan Siswa yang Beragam
Permasalahan: Ketimpangan pada proses belajar di kelas adalah kemampuan peserta didik yang beragam. Siswa yang lebih cepat memahami materi cenderung akan merasa bosan dan tidak tertantang. Sebaliknya, siswa yang pemahamannya lambat dapat kehilangan motivasi belajar karena merasa tertinggal teman sekelasnya.
Upaya Penyelesaian: Masalah ini dapat ditangani dengan menerapkan beberapa strategi. Seperti menggunakan pembelajaran berdiferensiasi. Peserta didik dibagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kecepatan dan gaya belajar.
Selain itu, media pembelajaran lain juga dapat digunakan. Seperti belajar menggunakan video presentasi yang interaktif maupun permainan edukatif.
Hasil: Proses pembelajaran di kelas mulai menunjukkan perubahan. Siswa yang pintar merasa lebih tertantang. Sementara siswa yang lambat saat ini terlihat lebih termotivasi saat belajar.
Pengalaman Berharga: Pengalaman ini mengajarkan tentang pentingnya fleksibilitas. Selain itu juga adaptasi dalam belajar.
2. Studi Kasus: Minat Baca yang Rendah
Permasalahan: Saat ini sebagian peserta didik di kelas malas untuk membaca buku pelajaran. Siswa lebih tertarik bermain dibandingkan membaca. Akibatnya, kemampuan literasi menjadi rendah.
Upaya Penyelesaian: Membuat pojok membaca di kelas yang nyaman dengan fasilitas berbagai macam buku. Setiap peserta didik diminta untuk membaca buku selama 10-15 menit per hari.
Hasil yang Diperoleh: Peserta didik mulai tertarik untuk membaca berbagai jenis buku. Kemampuan literasi juga kian meningkat.
Pengalaman Berharga: Menumbuhkan minat membaca tidak dapat dilakukan dengan paksaan. Melinkan dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Baca juga: Contoh Studi Kasus PPG 500 Kata untuk Tenaga Pendidik
Contoh studi kasus PPG 2025 tadi dapat dibaca dan dipahami oleh guru. Peserta PPG dapat mencari studi kasus yang sesuai dengan kondisi aktual di kelas atau sekolah. (FAR)