
Kebiasaan merokok di tengah masyarakat masih menjadi persoalan besar bagi kesehatan publik. Meskipun pemerintah dan berbagai lembaga kesehatan telah menerapkan berbagai upaya pengendalian dan pencegahan, jumlah perokok tetap tinggi di semua kelompok usia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2023, sebanyak 28,62% penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas adalah perokok aktif. Angka ini mengalami kenaikan 0,36% persentase dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di 28,26%.
Sedangkan, laporan BPS pada 2024 mencatat prevalensi perokok aktif berusia 15 tahun ke atas selama sebulan terakhir adalah 28,01%. Perokok di Indonesia rata-rata mengonsumsi 87,45 batang rokok setiap minggu, meningkat dari 85,42 batang per minggu tahun 2023.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan tidak ada tingkat paparan asap rokok yang aman. Asap rokok diperkirakan bertanggung jawab atas lebih dari satu juta kematian tiap tahun, sekaligus menjadi pemicu utama berbagai penyakit kronis seperti kanker, penyakit jantung, hingga gangguan pernapasan. Bahkan, paparan asap rokok dalam waktu singkat saja sudah dapat menimbulkan potensi kerusakan kesehatan yang serius.
Penelitian menunjukkan polusi asap rokok di ruang yang tertutup bisa jauh lebih berbahaya dibandingkan polusi di jalan raya yang ramai, dan bahkan saat terjadi badai api. Riset ilmiah yang terkumpul selama beberapa dekade jelas membuktikan asap rokok tidak hanya mematikan bagi perokok aktif, melainkan juga bagi mereka yang tidak merokok (perokok pasis).
Bayi yang terpapar asap rokok, baik saat masih dalam kandungan maupun setelah lahir, menghadapi risiko kesehatan yang lebih tinggi. Beberapa akibatnya adalah kemungkinan lahir prematur, berat badan rendah, dan meningkatnya peluang dua kali lipat untuk mengalami Sindrom Kematian Bayi Mendadak (Sudden Infant Death Syndrome/SIDS).
Pada 2023, WHO menekankan kembali bahaya global penggunaan tembakau lewat laporan Global Tobacco Epidemic. Laporan tersebut menyatakan bahwa penggunaan tembakau menimbulkan lebih dari 8,7 juta kematian setiap tahun di seluruh dunia.
Angka ini menegaskan tembakau termasuk salah satu ancaman kesehatan masyarakat terbesar di dunia. Rokok adalah produk paling umum dari tembakau.
Jumlah Perokok Terbanyak
Tiongkok tercatat sebagai negara dengan jumlah perokok terbanyak di dunia, yakni sekitar 308 juta orang. Setiap tahun, lebih dari satu juta orang di Tiongkok meninggal akibat penyakit yang berhubungan dengan tembakau. Secara global, sejumlah penelitian juga berulang kali menunjukkan bahwa perokok pasif menghadapi ancaman kesehatan yang serius. Diperkirakan sekitar 1,3 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahun akibat terpapar asap rokok dari orang lain.
Sebuah penelitian cross-sectional yang dilakukan di Rizhao, Tiongkok, antara tahun 2022 hingga 2024, memberikan gambaran paradoks. Meskipun prevalensi perokok aktif menurun, paparan asap rokok justru meningkat. Hal ini dapat menjadi gambaran bahwa bahaya rokok bukan hanya ketika menghirup asapnya secara langsung, tapi juga bisa dikarenakan terkena paparan udara bekas asap rokok yang menempel pada benda-benda.
Asap rokok bekas adalah campuran partikel yang memenuhi udara di ruang tertutup, seperti rumah, kantor, restoran, atau area publik lain, ketika seseorang merokok. WHO kembali menegaskan tidak ada ambang aman bagi paparan asap tembakau bekas.
Efek kesehatannya sangat merusak, termasuk memicu kanker paru-paru, penyakit jantung koroner, dan gangguan pernapasan serius. Setiap tahunnya, asap rokok bekas bertanggung jawab atas sekitar 1,6 juta kematian dini di seluruh dunia. (WHO/frontiersin/badan pusat statistik/Z-2)