Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebutkan terdapat produk gas yang bisa menggantikan peran Liquefied Petroleum Gas (LPG). Produk gas tersebut melalui Compressed Natural Gas (CNG).
Saat ini, produksi LPG dalam negeri masih belum bisa mencukupi keseluruhan konsumsi yang ada. Menurut perhitungannya, Indonesia hanya bisa memproduksi LPG 1,3 juta ton per tahun dari total kebutuhan yang mencapai 8-9 juta ton per tahun.
Dengan kata lain, Indonesia masih mengandalkan impor LPG untuk bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Jadi itu yang kita, kalau tidak salah beberapa anak HIPMI datang ke saya untuk membuat bisnis CNG area. Yang untuk substitusi daripada LPG. Nah itu urusannya Pertamina sama PGN," ujar Bahlil dalam acara HIPMI-Danantara Business Forum 2025, di Jakarta, Senin (20/10/2025).
Bahlil mengungkapkan, sejatinya Indonesia berpeluang untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri. Sayangnya, khusus bahan baku gas untuk LPG yakni Propana (C3) dan Butana (C4) pasokannya sedikit dalam negeri.
"Cuma persoalannya adalah kita punya gas yang ada di Indonesia itu C1-C2 yang paling banyak. C3-C4nya itu sedikit," imbuhnya.
Dengan begitu, dia pun menyebutkan pihaknya terbuka untuk proyek CNG dalam negeri sebagai substitusi LPG. Pihaknya akan membuat regulasi perihal itu.
"Nah dealnya nanti kalian sama Pak Rosan (CEO Danantara-Menteri Investasi & Hilirisasi). Kalau saya bisa membuat regulasi. Tetapi kuotanya itu bisa dibicarakan antara Bang Rosan sama ESDM," tandasnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rp20 Ribuan, Bahlil Ungkap Harga Asli LPG 3 Kg