
SELURUH kepala daerah di wilayah Bandung Raya sudah meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan akibat pergerakan Sesar Lembang. Bupati Bandung HM Dadang Supriatna mengeluarkan surat edaran soal itu.
"Surat Edaran Bupati itu menyikapi kejadian gempa bumi akibat segmen Sesar Lembang. Kabupaten Bandung juga harus sangat waspada, karena sebelumnya juga mengalami gempa bumi akibat pergerakan Sesar Kertasari, pada Agustus lalu," ungkap Kepala BPBD Kabupaten Bandung H Cakra Amiyana, dikutip Minggu (24/8).
Gempa akibat pergerakan Sesar Lembang sudah tiga kali terjadi dalam sepekan terakhir. Ketiganya terjdi pada Kamis (14/8) dengan Magnitudo 1,8, Selasa (19/8) dengan magnitudo 2,3 dan Rabu (20/8) dengan magnitudo 1,7.
Sebelumnya, di wilayah Kabupaten Bandung, Sesar Kertasari menyebabkan rentetan gempa, yakni pada pada 15 Agustus 2025 magnitudo kegempaan 2,0; pada 17 Agustus 2025 magnitudo kegempaan 1,3 dan pada 18 Agustus 2025 magnitudo kegempaan 1,7.
Sesar Lembang merupakan sesar aktif sepanjang 29 kilometer mulai dari wilayah Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, hingga Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Para ahli memperkirakan Sesar Lembang memiliki potensi memicu gempa besar dengan kekuatan magnitudo 6,5 hingga 7.
Lebih jauh Cakra menyatakan masyarakat Kabupaten Bandung harus mengambil langkah-langkah dan upaya kesiapsiagaan terhadap ancaman gempa bumi beserta dampak ikutannya.
"Untuk para camat agar menginformasikan kepada warga untuk lebih
meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana gempa bumi. Tapi, warga harus tetap tenang dan tidak panik," tuturnya.
Selain itu, aparatur pemerintah harus terus berupaya meningkatkan pelaksanaan edukasi, sosialisasi dan literasi kepada masyarakat. Selain itu juga melakukan simulasi penyelamatan diri saat terjadi gempa bumi sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap risiko bencana. (H-4)