Conte Fokus Perbaiki Pertahanan Pasukannya Jelang Laga Torino vs Napoli

Antonio Conte.(AFP/ADRIAN DENNIS)

NAPOLI akan bertandang ke markas Torino dalam rangka lanjutan laga Seri A Italia di Stadio Olimpico Grande Torino, Sabtu (19/10), dengan modal kemenangan terakhir sebelum jeda kualifikasi Piala Dunia. 

Di bawah arahan pelatih Antonio Conte, Napoli menegaskan karakter juang tinggi saat membalikkan keadaan dari ketinggalan untuk menundukkan Genoa 2-1 di Stadio Maradona.

Gol penyama kedudukan dicetak Frank Anguissa melalui sundulan jarak dekat, sebelum Rasmus Hojlund menutup laga dengan gol kemenangan pada menit ke-75. Kemenangan ini menyusul keberhasilan Napoli meraih kemenangan pertama di Liga Champions sejak 2023, berkat dua gol Hojlund ke gawang Sporting Lisbon.

Conte, yang tidak menyukai hasil buruk, lega melihat timnya kembali ke jalur kemenangan setelah kalah beruntun dari Manchester City dan AC Milan. Napoli terakhir kali menelan tiga kekalahan tandang beruntun pada era Walter Mazzarri hampir dua tahun lalu, sehingga pelatih asal Italia itu ingin menghindari tren negatif serupa.

Sejarah juga berada di pihak Napoli. Dalam 10 pertemuan terakhir di Turin, Napoli meraih delapan kemenangan dan hanya kebobolan satu kali dalam enam laga terakhir. Sejak imbang tanpa gol enam tahun lalu, Torino hanya sekali menang dan empat kali kalah melawan Napoli, membuat peluang Granata memetik poin di kandang sendiri tipis.

Torino yang diasuh Marco Baroni, bekas pencetak gol penentu Scudetto Napoli, mengawali musim dengan lambat. Granata menempati posisi ke-16 klasemen sementara dengan lima poin dari tujuh laga. 

Pertahanan menjadi titik lemah, dengan rata-rata lebih dari dua gol kebobolan per pertandingan, meski berhasil lolos hingga babak 16 besar Coppa Italia. Sebelum jeda internasional, Torino bermain imbang 3-3 melawan Lazio, meski itu menjadi laga pertama mereka mencetak tiga gol dalam satu pertandingan Serie A dalam setahun terakhir.

Di sisi lain, Napoli menghadapi pekerjaan rumah terkait lini pertahanan yang mulai kehilangan ketangguhannya. Musim lalu, pertahanan solid menjadi kunci scudetto, namun kini lini belakang menjadi lebih rentan. 

Meski berada di peringkat ketujuh defensif Serie A, Napoli menempati posisi kedua sebagai tim paling produktif di liga. Transformasi ini mencerminkan filosofi baru Conte dan peran pemain seperti McTominay, namun juga menunjukkan perlunya keseimbangan antara menyerang dan bertahan.

Sejak akhir Agustus, Napoli belum mencatat clean sheet, baik dengan Alex Meret maupun Vanja Milinkovic-Savic di bawah mistar. Mengingat jadwal padat yang menanti, memperbaiki catatan defensif menjadi prioritas. 

Conte kemungkinan besar kembali mengandalkan Juan Jesus, yang hampir selalu menjadi pilihan utama dan dianggap “immortale” berkat dedikasi serta konsistensinya. Jesus mengaku merasa berada di puncak kariernya di Napoli, menikmati kepercayaan dan suasana klub yang kondusif. Bek veteran ini telah menembus 100 penampilan untuk Napoli dan bertekad melanjutkan kiprahnya, apalagi dengan dua scudetto yang telah diraih.

Selain Jesus, Beukema menjadi andalan di lini belakang, sementara Marianucci mulai menanjak setelah tampil menonjol di tim U-21. “Orang banyak bicara soal kesalahan, tapi hanya yang bermain tahu dinamika di lapangan. Menurut saya, Marianucci bakal punya karier panjang, terlihat lebih dewasa dari usianya,” ujar Jesus dikutip dari Il Mattino.

Kembalinya pemain lain juga dinantikan. Buongiorno telah kembali berlatih, sementara Rrahmani diperkirakan akan bergabung akhir bulan. Absennya keduanya menjadi pukulan berat, sehingga Conte terus mencari formula terbaik memadukan pengalaman dan tenaga muda.

Selain faktor absensi, perubahan filosofi permainan juga memengaruhi lini belakang Napoli. Conte mendorong tim lebih agresif dan dominan, menggeser skema dari tiga gelandang tengah ke empat dengan kehadiran De Bruyne. Filosofi itu membuat tim lebih ofensif dan berani mengambil risiko, sehingga gawang lebih sering terekspos.

“Saya tidak peduli berapa gol yang kebobolan. Yang penting adalah selalu memberikan yang terbaik, meraih poin, dan bermain bagus," kata Jesus 

Namun realitanya, Napoli yang ingin mempertahankan posisi tertinggi harus menata kembali area pertahanan sebagai fondasi kesuksesan. 

Saat ini, enam tim Seri A, Roma, Milan, Juventus, Atalanta, Bologna, dan Como, memiliki catatan defensif lebih baik dibandingkan Meret dan Milinkovic-Savic. Dua clean sheet yang dicatat Napoli musim ini dicetak saat Alex Meret menjadi kiper utama, menjadi tolok ukur tambahan bagi Milinkovic-Savic untuk tampil optimal.

Pertemuan melawan Torino menjadi ujian sekaligus momentum bagi Napoli untuk menegaskan ambisinya mempertahankan scudetto. Dengan sejarah dan performa terkini, Azzurri diyakini akan kembali membawa pulang tiga poin dari Turin, sambil tetap mencari keseimbangan ideal antara lini serang dan pertahanan di bawah arahan Conte.

Saat ini, Napoli menempati puncak klasemen Serie A dengan 15 poin, sementara Torino berada di posisi 16 dengan lima poin. (I-3)