Eks Direktur WHO Asia Tenggara Sebut Kasus Balita Sukabumi Meninggal Dipenuhi Cacing sebagai Alarm Serius

7 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Kasus balita berumur tiga tahun bernama Raya asal Sukabumi yang meninggal dunia dengan tubuh dipenuhi cacing menyedot perhatian publik. Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, menegaskan kematian tragis ini harus menjadi alarm serius bagi Indonesia.

"Kita semua tersentak dengan berita viral tentang seorang anak yang tubuhnya diberitakan ditemukan banyak cacing. Sebelum menarik kesimpulan, kita perlu menunggu penjelasan resmi rumah sakit. Namun, yang jelas, kasus ini menunjukkan perlunya tindak lanjut bukan hanya di rumah sakit, tapi juga di lingkungan sekitar anak," ujar Prof Tjandra kepada Health Liputan6.com melalui aplikasi pesan singkat.

Menurutnya, penyakit akibat cacing atau soil-transmitted helminth (STH) masih menjadi masalah kesehatan yang erat kaitannya dengan sanitasi buruk. Jenis yang sering menginfeksi antara lain cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), dan cacing tambang.

"Penularannya melalui telur cacing yang ada di tinja dan mengkontaminasi tanah. Anak-anak bisa tertular saat bermain di tanah kotor lalu memasukkan tangan ke mulut tanpa mencuci tangan," tambahnya.

Infeksi Cacing Bisa Dicegah

Prof Tjandra, menjelaskan, ada empat langkah pencegahan sesuai rekomendasi WHO. Konsumsi obat cacing secara berkala, penyuluhan kesehatan, perbaikan sanitasi, serta pengobatan dengan obat yang aman dan efektif jika infeksi sudah terjadi.

"Anak yang terinfeksi biasanya mereka yang gizinya kurang baik. Jadi, upaya perbaikan gizi dan sanitasi harus berjalan beriringan dengan pemberian obat cacing," kata Prof Tjandra.

WHO bahkan sudah mencanangkan target global pengendalian kecacingan pada 2030. Menurut Prof Tjandra, Indonesia seharusnya juga memiliki target jelas untuk menyelesaikan masalah ini, terutama saat menuju Indonesia Emas 2045.

"Tidak elok kalau di masa itu kita masih menghadapi masalah kecacingan," ujarnya.

Kronologi Kasus Raya Bocah Sukabumi yang Meninggal Dipenuhi Cacing

Raya, balita tiga tahun asal Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, meninggal dunia di RSUD R Syamsudin SH pada 22 Juli 2025 setelah sembilan hari dirawat intensif di ruang PICU.

"Raya tiba di IGD dalam kondisi tidak sadar, dengan tekanan darah yang tidak stabil. Saat observasi, dokter melihat cacing keluar dari hidungnya," kata Ketua Tim Penanganan Keluhan RSUD R Syamsudin SH, dr Irfanugraha Triputra, dikutip dari Regional Liputan6.com pada Rabu, 20 Agustus 2025.

Awalnya, dokter menduga ketidaksadaran Raya dipicu meningitis tuberkulosis (TB) atau komplikasi TBC paru, mengingat kedua orang tuanya tengah menjalani pengobatan TBC. Namun, dugaan berubah setelah ditemukan cacing dari tubuh Raya.

Tidak Hanya Masalah Medis

Selain masalah medis, keterlambatan penanganan juga memperparah kondisi. Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi menyebut bahwa keluarga Raya hidup dalam keterbatasan dan sering menggunakan kayu dari rumah panggung untuk kebutuhan sehari-hari.

"Sayangnya, ketika kondisi Raya memburuk, keluarganya tidak segera membawanya ke rumah sakit. Mungkin mereka tidak menyangka keadaannya separah itu," ujar Wardi.

Kasus tragis yang menimpa Raya menjadi pengingat bahwa infeksi cacing masih nyata mengancam anak-anak Indonesia. Perbaikan sanitasi, akses obat cacing, serta edukasi kebersihan harus menjadi prioritas agar kasus serupa tidak terulang.

"Kasus ini memang menyedihkan, tapi harus jadi momentum agar tidak ada lagi anak-anak yang meninggal akibat hal yang sebetulnya bisa dicegah," pungkas Prof Tjandra.

Foto Pilihan

Murid sekolah dasar diperiksa mulut dan giginya saat kegiatan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di SD Prestasi Global, Depok, Jawa Barat, Senin (4/8/2025).
Read Entire Article