Liputan6.com, Jakarta Setelah mencetak box office lewat film Cinta Brontosaurus dan Yo Wis Ben, kini sineas Fajar Nugros bikin gebrakan baru lewat Balas Dendam Istri Yang Tak Dianggap. Serial ini diperkuat barisan bintang papan atas Tanah Air dengan rekam jejak tak main-main.
Ada Yasmin Napper, Giorgino Abraham, hingga Laura Theux. Bagi Fajar Nugros, Balas Dendam Istri Yang Tak Dianggap bukan hanya serial atau web-series. Ini ajang reuni dengan para bintang besar yang dulu merintis karier bersamanya.
“Yang main Yasmin Napper. Menarik, karena aku sudah lama enggak syuting sama dia sejak film Melodylan. Itu film pertamanya. Sama Arya Saloka, dia teman lamaku banget waktu masih meniti karier. Aku tahun resiliensi dia di FTV,” katanya, di Jakarta Selatan, pekan ini.
Siapa sangka Arya Saloka kemudian mencetak box office lewat film Rudy Habibie bersama Reza Rahadian kemudian beroleh peran ikonis Aldebaran dalam sinetron harian Ikatan Cinta. Dengan Giorgino Abraham, Fajar Nugros juga punya kisah sendiri. Seperti apa?
Reuni Yang Menarik!
Giorgino Abraham memulai debut seni peran lewat film Tendangan Dari Langit karya sineas Hanung Bramantyo. Dalam film itu, Fajar Nugros menjabat asisten sutradara dan turut mengaudisi para pemain muda. Giorgino Abraham “ditemukan” di sana.
“Giorgino Abraham, wah menarik! Aku menemukannya saat casting film Tendangan Dari Langit. Laura Theux, aku sudah lama banget enggak kerja sama dengan dia sejak Yo Wis Ben. Saya pikir ini akan menjadi reuni yang menarik,” ujar Fajar Nugros.
Proyek Balas Dendam Istri yang Tak Dianggap jatuh ke tangannya lewat proses panjang dan berliku. Kisah bermula ketika Fajar Nugros dipercaya Produser Leo Pictures, Agung Saputra untuk menggarap film horor Sosok Ketiga: Lintrik.
“Awalnya aku enggak kepikiran sih mengerjakan series karena setelah syuting film Perempuan Pembawa Sial, itu aku kayak capai. Aku ingin istirahat dulu. Akhirnya, 1,5 tahun itu aku enggak syuting apapun,” beri tahunya.
Teman Baru, Gairah Baru
Suatu hari, istrinya, Susanti Dewi, pulang membawa naskah dari Leo Pictures, Sosok Ketiga: Lintrik. Kali pertama membaca, Fajar Nugros jatuh hati. Ia tergoda untuk menghidupkan kembali peristiwa dan para tokoh di layar lebar. Proses produksi pun dimulai dengan detail.
“Aku mau memulai lagi syuting dengan teman-teman baru, mendapat gairah baru, dan mengerjakan Sosok Ketiga: Lintrik ini menarik. Di tengah persiapan film ini, Mas Agung, bilang: Mau enggak mengerjakan series?” ucap Fajar Nugros. Awalnya ia enggan karena ingin fokus ke Sosok Ketiga: Lintrik.
“Setelahnya, Mas Agung menjanjikan bahwa naskahnya bagus. Nah, aku rasa ini menarik. Apalagi, judulnya Balas Dendam Istri Yang Tak Dianggap. Tentang perempuan yang bangkit melawan. Itu kan cerita-ceritaku banget selama ini,” serunya.
Barisan pemain Balas Dendam Istri Yang Tak Dianggap memang enggak kaleng-kaleng. Selain deretan nama di atas, masih ada Alexandra Gottardo, Olivia Jensen, Nadine Alexandra, Riyuka Bunga, dan aktor peraih Piala Citra, Lukman Sardi.
Petualangan Baru Yang Seru
Tema yang dekat dengan rekam jejak, kualitas naskah, dan konfigurasi pemain membuat Fajar Nugros berkomitmen menyelesaikan Balas Dendam Istri Yang Tak Dianggap beriringan dengan Sosok Ketiga: Lintrik. Komitmen adalah kunci.
“Jujur saja ini jadi petualangan baru yang seru dalam hidup. Kami syuting panjang selama 30 hari bersama orang-orang yang dulu aku kenal sejak awal karier. Baiklah, oke saya kerjakan. Secara tema dia masuk seperti karakter-karakter yang aku sama Santi selalu bikin,” akunya.
“Secara pemain adalah orang-orang yang dulu aku kenal di awal karier. Aku dapat energi baru saat mengerjakan ini. So far so good, aku tidak pernah utang adegan tiap hari. Syuting sehat. Level up dari produk mereka sebelumnya,” Fajar Nugros menyambung.
Balas Dendam Istri Yang Tak Dianggap akan mengudara di platform streaming WeTV. Country Head WeTV Indonesia, Febriamy Hutapea, menyampaikan bahwa WeTV Original Balas Dendam Istri yang Tak Dianggap tidak hanya menghadirkan drama menegangkan.
“Ini mengangkat perjuangan perempuan dalam mencari keadilan atas hak-haknya yang telah direbut. Kami berharap cerita ini menyentuh hati penonton, sekaligus menginspirasi tentang kekuatan, keberanian, tekad untuk bangkit, dan melawan ketidakadilan,” urainya.