Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi meminta diaktifkannya kembali fungsi pelayanan dasar seperti posyandu, PKK, dan bidan desa agar lebih intens memantau kesehatan anak menyusul meninggalnya balita di Sukabumi Jawa Barat akibat cacingan akut.
"Pemerintah daerah di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi harus memastikan sinergi kebijakan perlindungan anak berjalan efektif. Masyarakat pun diharapkan ikut berperan aktif menjaga kebersihan lingkungan serta mendukung layanan kesehatan anak, wujud Kabupaten/Kota Layak Anak harus terlihat mulai dari state terendah, yaitu desa dan kelurahan," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Kasus anak Sukabumi tanda lemahnya perlindungan anak tingkat terkecil
Hal ini dikatakannya menanggapi kasus meninggalnya seorang balita di Sukabumi Jawa Barat akibat infeksi cacingan akut di seluruh tubuhnya.
Dinas Kesehatan juga diminta memperkuat pengawasan dan pencegahan penyakit menular pada anak.
Pihaknya juga menyoroti kondisi keluarga korban yang memiliki keterbatasan sehingga memerlukan dukungan sosial yang lebih intensif.
Baca juga: Pakar: Jangan sepelekan cacingan, bisa picu komplikasi penyakit serius
KemenPPPA akan melakukan koordinasi lintas sektor dengan pemerintah daerah, Dinas Kesehatan, dan aparat desa untuk memastikan penanganan cepat terhadap keluarga korban dan meninjau kembali sistem perlindungan anak di daerah tersebut agar mencegah keberulangan kasus.
"KemenPPPA juga akan menguatkan peran komunitas dan aparat desa melalui edukasi tentang pentingnya pengawasan kesehatan anak dan kebersihan lingkungan, termasuk mendorong program Ruang Bersama Indonesia (RBI) hadir di tingkat kelurahan bahkan desa," kata Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi.
Sebelumnya, seorang balita perempuan berinisial R (4) dibawa ke RSUD di Sukabumi pada 13 Juli 2025, karena menderita cacingan.
Saat dalam penanganan, tiba-tiba keluar cacing dari hidung balita tersebut.
Baca juga: Kemenkes: Terapkan PHBS dan makan Albendazol guna cegah cacingan
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa R menderita askariasis, yakni infeksi akibat cacing Ascaris lumbricoides atau cacing gelang.
Ibu dari balita tersebut diduga mengalami masalah mental, sehingga kesulitan memberikan pengasuhan. Sementara ayah R menderita tuberkulosis (TB).
Selain itu, keluarga tidak memiliki Kartu Keluarga dan kepesertaan BPJS Kesehatan, sehingga tidak bisa mengakses layanan kesehatan.
Balita tersebut kemudian meninggal pada 22 Juli 2025.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.