Ketimpangan Literasi

4 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Ketimpangan Literasi (MI/Duta)

KETIKA sedang melakukan riset lapangan saya selalu coba singgah ke toko buku. Entah toko buku lokal atau toko buku besar yang biasa dijumpai di mana-mana. Satu hal yang sering mengusik ialah pertama, harga buku yang dijual di toko-toko buku tersebut lebih mahal, terutama untuk wilayah luar Pulau Jawa. Kedua, sangat jarang bahkan tidak ada koleksi referensi lokal yang membahas tentang kebudayaan, sosial, atau sejarah daerah.
 

HARGA BUKU YANG MAHAL

Untuk perkara pertama, biaya distribusi buku-buku tentu membengkak ketika harus berpindah dari Pulau Jawa ke wilayah-wilayah di Indonesia, terutama ke daerah Indonesia bagian timur. Mahalnya harga buku tentu akan memengaruhi daya beli penduduk terhadap buku-buku tersebut. Pun jika mau membeli buku secara daring, harga ongkos kirimnya bisa lebih mahal daripada harga bukunya. Mumet memang ketika menghadapi realitas seperti ini.

Hal yang kemudian juga memprihatikan adalah perpustakaan- perpustakaan yang tersedia di daerah tidak semuanya memiliki referensi yang memadai terkait dengan buku-buku terbaru. Ketika mendatangi perpustakaan daerah ada kecenderungan sepi pengunjung, koleksi buku sudah lama, bahkan referensi koleks perpustakaan jarang dijamah publik. Mungkin tidak dapat digeneralisasi, tapi setidaknya ini pengalaman personal saya ketika mengunjungi perpustakaan daerah. Karena itu, dalam momen-momen tersebut, ketika saya dan kawan-kawan mendatangi perpustakaan, para pustakawan sangat antusias menyambut kedatangan kami.

Tentang harga buku yang mahal bukan cerita baru di Indonesia. Harga buku-buku semakin mahal, sementara daya beli masyarakat di berbagai bidang semakin menurun. Sementara itu, tradisi membaca buku belum terinternalisasi secara menyeluruh dan perpindahan budaya membaca di layar digital juga belum kokoh. Hal ini tentu perlu menjadi perhatian bersama, terutama bagi pemerintah yang memiliki kapital dan jangkauan kebijakan yang lebih luas.
 

REFERENSI LOKAL YANG TERBATAS

Untuk perkara kedua, terkait dengan koleksi referensi lokal yang membahas tentang kebudayaan, sosial, atau sejarah daerah, juga patut menjadi perhatian. Di beberapa perpustakaan daerah saya mendapatkan ragam koleksi yang membahas berbagai hal yang terkait dengan pengetahuan lokal. Namun, ketika mengunjungi toko buku, buku-buku baik yang merupakan buku referensi atau buku cerita lokal cenderung sulit didapatkan.

Di toko buku lebih mudah mendapatkan buku-buku filsafat, pengembangan karakter, novel, dan komik terjemahan atau karya para penulis Indonesia. Hal ini tentu baik untuk memperluas khasanah pengetahuan masyarakat sehingga mereka terkoneksi dengan isu nasional dan global. Namun, akan sangat kurang memadai untuk mempelajari konteks sejarah, sosial, dan kultural milik kampung halamannya sendiri.

Tentu masyarakat mempelajari budaya tidak hanya melalui tertulis di teks, tetapi juga melalui pengalaman keseharian. Untuk mempertahankan budaya, masyarakat biasanya mempertahankan bahasa lokal dalam aktivitas keseharian juga ritual-ritual budaya yang sudah dilakukan secara turun temurun. Namun, untuk menjaga ingatan jangka panjang sehingga pengetahuan dan pengalaman tersebut dapat diwariskan dari generasi ke generasi dibutuhkan pustaka penunjang dalam bentuk buku. Juga bisa dalam bentuk media audio visual yang lebih bisa disampaikan secara mudah.

Perpustakaan dan toko buku menjadi medium penting untuk menjadi penguat pengetahuan anak-anak muda terkait dengan kekayaan sejarah sosial budaya masyarakatnya sendiri. Pustaka menjadi kekuatan dalam menyebarkan ide-ide, paradigma, warisan sejarah, dan berbagai khazanah kekayaan negeri ini. Rekaman tersebut dalam berbagai pustaka menjadi kekayaan yang sangat penting untuk disebarkan dan diinternalisasikan kepada anak-anak muda.

Dalam perjalanan negeri ini ada ragam konflik sosial yang terjadi baik karena persoalan agama, suku, dan konteks lainnya. Rekaman tersebut sudah banyak dipublikasikan dalam bentuk buku, artikel, video, dan lainnya. Dokumentasi tersebut dapat menjadi referensi penting yang perlu diketahui oleh anakanak bangsa agar mereka tak mengulangi berbagai peristiwa kelam yang terjadi di masa lalu atau agar mereka tak perlu mengulang konflik masa lampau dan mengedepankan rekonsiliasi untuk perdamaian.

Ingatan manusia sering sangat pendek. Dokumentasi-dokumentasi terkait dengan peristiwa sejarah menjadi sangat penting untuk mengetahui peluh dan air mata yang sudah dilalui bangsa ini. Pengetahuan yang memadai juga menjadi tonggak penting agar anak-anak bangsa mengetahu kondisi pergulatan bangsa ini. Kepekaan anak-anak bangsa terkait hal tersebut akan sangat berpengaruh pada bagaimana mana mereka menentukan kehidupan kebangsaan bangsa ini di masa depan. Dalam konteks ini, pendidikan menjadi salah satu bagian untuk mengokoh kan diskursus yang terjadi di masa lampau, bukan untuk mengorek luka, melainkan untuk mengokohkan diri bahwa tidak perlu lagi bangsa ini melalui konflik yang tak perlu, baik atas nama agama, sosial kultural, maupun ekonomi.
 

DUKUNGAN STRUKTURAL

Sisi yang lebih jauh, memperhatikan kondisi yang mana ragam referensi yang terbatas juga menunjukkan pentingnya daya dukung struktural dari pemerintah untuk menyediakan keadilan dalam distribusi buku dan ragam referensi di seluruh pelosok negeri. Jika membaca dari pendekatan struktural, kondisi buku yang mahal juga minimnya referensi lokal yang dapat diakses, menandakan ada ketidakadilan akses bagi masyarakat Indonesia.

Jika berdiskusi dengan aktivis literasi atau lingkungan, misalnya, mereka sering bercerita betapa anak-anak di wilayah pelosok tak memiliki kesempatan memadai untuk mendapatkan pendidikan, termasuk buku-buku yang sesuai dengan usia anak-anak. Minim listrik, layanan pendidikan dan kesehatan yang tidak memadai, juga transportasi yang buruk adalah cerita-cerita yang sering dipaparkan oleh para informan baik di Papua, Maluku, Nusa Tenggara Timur, atau wilayah Sulawesi.

Untuk mendapatkan keadilan pendidikan, mereka perlu bergerak maju dan berusaha. Kadang uluran tangan dari organisasi nonpemerintah atau lembaga-lembaga filantropi menjadi obat penyembuh luka temporer. Padahal yang dibutuhkan adalah obat luka secara permanen yang berasal dari dukungan struktural pemerintah.

Ketimpangan literasi dalam bentuk mahalnya harga buku juga minimnya literasi menjadi penanda betapa keberpihakan penguatan pencerdasan bagi anak bangsa masih dilakukan secara terpilah, belum untuk seluruh bangsa Indonesia. Padahal buku-buku yang melimpah adalah jembatan pertama bagi anak-anak untuk mengenal dirinya, wilayahnya, bangsanya, juga dunia. Sesuatu yang tentu sangat penting jika ingin membentuk generasi cendekia yang akan memberikan kontribusi terbaiknya untuk Indonesia.

Read Entire Article