Mengapa Sekarang Baterai HP Lebih Cepat Rusak? Ini Penyebabnya

1 day ago 4
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Planned obsolescence atau "usang terencana" bukanlah hal baru bagi konsumen saat ini. Kita semua tahu fenomena ini ada, dan tidak bisa dimungkiri bahwa beberapa produk, terutama elektronik atau HP, memiliki tanggal kedaluwarsa.

Jika sebuah HP bertahan selama bertahun-tahun berkat konstruksi kuat, masih ada aspek lain yang membuatnya usang.

Setiap tahun, sejumlah vendor ponsel meluncurkan produk baru. Mereka mengklaim bahwa perangkat besutannya memiliki kamera lebih tajam, prosesor lebih cepat, dan warna lebih memukau.

Mengutip Gizchina, Rabu (20/8/2025), bahasa marketing yang sudah di-setting itu seketika membuat HP kesayangan kita yang berusia dua tahun tampak seperti peninggalan dari masa lalu.

Hal ini bisa dipastikan bukan sebuah kebetulan, melainkan tarian yang "dikoreografi" dengan hati-hati oleh planned obsolescence.

Seiring berjalannya waktu, beberapa HP memang berhenti berfungsi karena malfungsi komponen tertentu. Namun, sebagian besar masalah umum masih bisa diperbaiki.

Kamu mungkin jarang melihat ponsel yang benar-benar mati total karena prosesornya rusak. Sayangnya, beberapa komponen justru didorong untuk mengalami penurunan. Baterai HP yang dulunya bisa bertahan seharian, pada akhirnya akan "menjerit" minta diisi ulang menjelang siang.

Baterai Jadi Biang Kerok

Di sisi lain, pembaruan "penting" yang kamu unduh justru membuat aplikasi menjadi lebih lambat dan layar kurang responsif.

Ingin memperbaiki? Selamat mencoba. Para produsen sangat suka menggunakan lem hingga suku cadang orisinal yang mahal dan sulit ditemukan.

Mengganti baterai yang sederhana terasa serumit melakukan operasi bedah. Ya, biang kerok utama dari planned obsolescence saat ini adalah baterai.

Sel lithium-ion memang secara alami akan aus setelah beberapa tahun. Namun, seharusnya hal itu tidak berarti harus mengganti seluruh perangkat. Cukup dengan mengganti baterai baru, dan ponsel bisa kembali digunakan.

Di masa-masa awal era ponsel pintar, mengganti baterai jauh lebih mudah. Kamu hanya perlu melepas penutup belakang untuk mengganti baterai saat dibutuhkan.

Kini, semua vendor ponsel "menguburnya" di bawah lapisan kaca dan lem. Terkadang, biaya mencari baterai orisinal dan teknisi yang bisa memperbaikinya sebanding dengan harga ponsel baru.

Konsumen pun akhirnya mengangkat bahu dan membeli ponsel baru. Tepat seperti yang diinginkan para raksasa teknologi.  

Perangkat Lunak yang "Berbalik Melawan"

Jika baterai tidak "menyerang" kamu, perangkat lunak yang akan melakukannya. Pembaruan yang dulunya membawa peningkatan kinerja HP, kini tak jarang malah membuat HP lemot.

Aplikasi butuh waktu lebih lama untuk memuat, antarmuka tersendat, dan pengalaman penggunaan yang tadinya mulus kini terasa tak responsif. Kasus paling terkenal adalah pengakuan Apple yang sengaja memperlambat iPhone lama "untuk melindungi kesehatan baterai".

Bagi banyak orang, alasan itu terdengar seperti paksaan untuk membeli model baru berikutnya.

Terkadang, pembaruan memang membuat perangkat lebih buruk. Namun, ada juga kasus di mana kurangnya pembaruan justru membuat perangkat menjadi kurang menarik.

Produsen Android memang sudah meningkatkan hal ini, tetapi dukungan berkelanjutanna sering kali terbatas pada seri flagship premium.

Saat perangkat kamu berhenti mendapatkan pembaruan, perangkat mulai terasa kurang menarik karena beberapa aplikasi dan layanan berhenti memberikan pembaruan.

Ini adalah bagian dari planned obsolescence, di mana HP menjadi tidak aman karena tidak lagi mendapatkan pembaruan patch keamanan.

Merusak Lingkungan

Siklus ini tidak hanya menguras dompet. Namun juga mengisi tempat pembuangan sampah. Jutaan ponsel yang dibuang setiap tahun berakhir sebagai limbah elektronik.

Di dalamnya terdapat logam mulia seperti kobalt dan lithium, yang ditambang dalam kondisi berat dan sulit didaur ulang sehingga bisa merusak lingkungan. Planned obsolescence bukan hanya masalah konsumen, melainkan bencana keberlanjutan.

Kabar baiknya, segelintir orang sudah mulai melawan. Gerakan 'Right to Repair' mendesak perusahaan untuk merilis alat, suku cadang, dan manual agar konsumen dapat menjaga perangkat mereka bisa hidup lebih lama.

Uni Eropa bahkan telah mengeluarkan aturan yang mewajibkan baterai ponsel dapat diganti (lepas pasang) pada tahun 2027.

Memang, ada beberapa manfaat dari baterai yang tidak dapat dilepas, di mana perusahaan bisa memasang baterai yang lebih besar dan juga tidak memiliki batasan desain. Namun, hal ini membuat ponsel lebih sulit untuk diperbaiki. 

Peran Konsumen

Tentu saja, perusahaan bukanlah satu-satunya yang patut disalahkan. Pemasaran berkembang karena konsumen mendambakan hal-hal baru dan mendukung planned obsolescence.

Chip yang sedikit lebih cepat, kamera yang lebih baik, dan warna baru sering kali cukup untuk menarik sejumlah. Ponsel diperlakukan bukan sebagai alat yang tahan lama, melainkan sebagai aksesori mode.

Memutus siklus ini berarti menolak godaan dari setiap peluncuran HP baru dan menuntut perangkat yang tahan lama.

Sayangnya, sindrom ganti perangkat adalah sesuatu yang ...

Read Entire Article