Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Sugiono menyatakan pertemuan 2+2 antara perwakilan Indonesia dan Australia memperkuat kemitraan kedua negara dalam sejumlah isu strategis di kawasan dan global, termasuk Pasifik dan Timur Tengah.
"Pertemuan 2+2 memiliki arti strategis bagi hubungan RI-Australia, khususnya pada sektor politik luar negeri dan pertahanan, serta upaya bersama dalam memelihara perdamaian dan stabilitas kawasan," ujar Menlu Sugiono pada pembukaan pertemuan di Canberra, Australia, sebagaimana keterangan di laman Web Kemlu RI, Kamis.
Pernyataan itu dia sampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Canberra, Australia, untuk melakukan serangkaian pertemuan dalam rangka penguatan hubungan bilateral RI-Australia.
Dalam pertemuan yang diadakan di Gedung Parlemen Australia tersebut, Menlu Sugiono hadir bersama Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin, dan melakukan dialog dengan Wakil Perdana Menteri/Menteri Pertahanan Australia Richard Marles, dan Menlu Australia Penny Wong.
Pertemuan 2+2 tersebut merupakan pertemuan kesembilan Menlu dan Menhan kedua negara yang digagas sejak tahun 2011.
Baca juga: Menlu dan Menhan akan angkat diskusi geostrategis di Australia
Pertemuan itu membahas berbagai isu strategis yang berkaitan dengan kerja sama politik, pertahanan, dan keamanan, serta isu-isu perkembangan geostrategis di kawasan Pasifik dan Timur Tengah.
Dalam pertemuan itu, para menteri sepakat menindaklanjuti pembahasan antara Presiden Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri Anthony Albanese pada Annual Leaders’ Meeting Mei lalu di Jakarta.
Pembahasan mencakup penguatan kerja sama maritim melalui pembentukan Indonesia-Australia Maritime Dialogue dan sejumlah program Maritime Domain Awareness.
"Sebagai negara yang saling berbagi batas laut, Indonesia dan Australia perlu meningkatkan kerja sama maritim ke arah yang lebih jauh," tegas Sugiono.
Baca juga: Menlu Australia: Indonesia mitra terpenting, Dirgahayu ke-80 RI
Peningkatan kerja sama dalam bidang pencegahan konflik di kawasan juga menjadi pembahasan dalam pertemuan 2+2. Kedua negara menyepakati Kemitraan Indonesia-Australia untuk Perdamaian dan Stabilitas sebagai salah satu upaya bersama dalam menjaga stabilitas kawasan.
Dalam konteks global, para Menlu dan Menhan menyoroti perkembangan situasi di Timur Tengah, khususnya konflik kemanusiaan yang terjadi di Gaza.
Mereka menyerukan agar semua pihak menghentikan aksi kekerasan dan melakukan gencatan senjata, serta memastikan penyaluran bantuan kemanusiaan berjalan lancar.
Menlu Sugiono secara khusus juga menyambut baik keputusan Australia untuk mengakui negara Palestina, yang akan disampaikan pada September pada saat Sidang Majelis Umum PBB.
Baca juga: Indonesia-Australia kerja sama perkuat sektor hukum dan keamanan
Sebelum pertemuan 2+2, Menlu Sugiono juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Penny Wong yang membahas implementasi Rencana Aksi Kemitraan Strategis Komprehensif 2025-2029, termasuk dalam bidang perdagangan dan investasi, kerja sama pembangunan, hubungan antarmasyarakat, dan kemitraan di ASEAN dan kawasan Pasifik.
Usai pertemuan, Menlu Sugiono dan Menhan Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kehormatan kepada PM Anthony Albanese, dan menyampaikan kemajuan hubungan bilateral kedua negara.
"Hubungan Indonesia dan Australia saat ini berada di titik yang sangat baik. Ini tidak lepas dari faktor kesamaan kepentingan kedua negara, upaya proaktif kedua pemerintahan, dan dukungan masyarakat di berbagai sektor kerja sama," demikian kata Menlu Sugiono.
Baca juga: Indonesia-Australia jalin mitra strategis untuk transformasi kesehatan
Pewarta: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.