PT Transportasi Jakarta sebagai pihak yang mengoperasikan bus Transjakarta menambah armada bus listrik mereka. Pengoperasian ini bertujuan untuk mengurangi polusi.
Ketika ditanya apakah pengoperasian bus listrik lebih mahal dari bus konvensional, Direktur Operasional dan Keselamatan PT Transportasi Jakarta Daud Yoseph menjawab, harga pengoperasian bus listrik sama dengan pengoperasian bus konvensional dengan solar non-subsidi.
“Mengoperasikan bus listrik itu sebetulnya harganya sama dibandingkan dengan mengoperasikan bus dengan solar non-subsidi,” jelasnya saat diskusi bersama para awak media di Kantor Kemenko Marves, Jakarta Pusat pada Kamis (12/9).
Saat ini, armada konvensional bus TransJakarta memang masih menggunakan solar subsidi seharga Rp 6.800 per liter. Walau begitu, Daud menyebut tujuan dari penambahan bus listrik memang untuk perlahan mengganti pengoperasian bus yang menimbulkan polusi menjadi bus yang tidak menghasilkan polusi.
Penambahan bus listrik TransJakarta pada fase kedua ini juga disebut memiliki biaya operasional yang lebih murah bahkan jika disandingkan dengan bus konvensional dengan solar subsidi. Ia juga berencana untuk mengkonversi seluruh armada bus menjadi bus listrik
Pada fase pertama, TransJakarta menggunakan 100 armada bus listrik. Penambahan akhirnya dilangsungkan karena kompetisi dari brand bus listrik semakin sehat dan harga bus listrik semakin efisien.
“Tapi memang tujuan dari fase pertama ini adalah untuk men-switch bus yang tadinya menghasilkan polusi menjadi bus tanpa polusi. Lalu kami 2 tahun mengoperasikan 100 bus pertama kami itu, kami belajar. Ternyata as time goes by, kompetisi dari brand-brand bus itu semakin sehat, sehingga harga bus listrik itu semakin efisien atau semakin murah,” lanjut Daud.
Selain itu, Daud juga melihat fasilitas pendukung bus listrik semakin banyak tersedia. Bahkan untuk melakukan perawatan dan perbaikan bus.
“Yang kedua, ekosistem pendukung bus listrik itu ternyata semakin suportif kepada kami. Contohnya apa, sudah lebih murah sekarang untuk membuat charging station. Sudah lebih efisien sekarang untuk dapat melakukan perawatan perbaikan bus,” kata Daud lebih lanjut.
Saat ini, TransJakarta menambah 200 armada bus listrik yang beroperasi karena kemudahan operasi dan perawatan, setelah mengoperasikan 100 armada bus listrik pada tahap awal.
“Ternyata selama dua tahun setelah kami operasikan, repair maintenance-nya sangat berbeda. Sehingga ini kami jadikan kebijakan untuk kami berkontrak tambahan 200 bus tambahan kami,” pungkasnya.