
UNIVERSITAS Indonesia (UI) mendapat kecaman luas setelah informasi di media sosial menyebutkan mereka mengundang Peter Berkowitz sebagai pembicara. Berkowitz dikenal sebagai tokoh yang secara terbuka mendukung Israel, dan undangannya adalah untuk acara "Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana UI 2025."
Informasi ini muncul dari akun media sosial @kastratofe, yang mengidentifikasi Berkowitz sebagai "seorang zionis dan pembela genosida Israel." Unggahan tersebut dengan tegas mengkritik keputusan UI untuk memberikan panggung kepada Berkowitz. Khususnya di tengah gelombang solidaritas internasional yang menyoroti persoalan kemanusiaan di Palestina.
Respons dari komunitas mahasiswa juga tidak kalah tajam. Akun Twitter UI Students for Justice in Palestine (@uisjp_idn) menyampaikan kekecewaannya.
"Mahasiswa dan dosennya sibuk mengampanyekan free Palestine, tapi rektoratnya justru terang-terangan mendukung Zionis." Akun tersebut menambahkan, "UI! Kampus yang memperjuangkan anti-penjajahan. Memalukan! @univ_indonesia."
Berkowitz juga disebut pernah menjabat sebagai Direktur Perencanaan Kebijakan di masa pemerintahan Donald Trump di Amerika Serikat.
Berkowitz diketahui memiliki latar belakang yang kuat dalam bidang hukum dan politik, termasuk sebagai salah satu pendiri dan direktur Program Israel tentang Pemerintahan Konstitusional. Dalam tulisan-tulisannya, ia secara konsisten mengadvokasi "eksistensi dan kesejahteraan negara-bangsa Yahudi," yang dianggap sebagai definisi dari Zionis.
Dukung Israel
Karya-karya tulisnya juga menunjukkan dukungannya yang tidak ambigu terhadap Israel. Sejumlah judul artikelnya yang beredar mencakup "Israel's Retaliation is Completely Lawful" (Pembalasan Israel Sepenuhnya Sah), "Explaining Israel's Just War of Self-Defense to America" (Menjelaskan Perang Israel yang Adil untuk Pertahanan Diri kepada Amerika), dan "How Netanyahu Can Convince Israelis, Reassure US, and Satisfy Saudis" (Bagaimana Netanyahu Dapat Meyakinkan Israel, Menenangkan AS, dan Memuaskan Saudi).
Langkah UI ini memicu reaksi negatif dari masyarakat. Pengguna media sosial mengungkapkan kekecewaan mendalam, menyebut keputusan tersebut "memalukan" dan "melukai rasa kemanusiaan sedunia." Kritikan ini muncul saat kampanye boikot terhadap produk dan tokoh yang dianggap mendukung genosida Israel semakin gencar dilakukan di seluruh dunia.
Hingga saat ini, pihak Universitas Indonesia belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait undangan ini. Masyarakat menantikan klarifikasi dari UI mengenai dasar keputusan mereka untuk menghadirkan Berkowitz sebagai salah satu pembicara dalam acara yang sangat penting bagi mahasiswa pascasarjana. (Akun X Kastratofe/uisjp/uibaseng/Z-2)