Liputan6.com, Jakarta Bupati Lucky Hakim baru-baru ini melakukan tindakan yang menarik perhatian publik: melepas ribuan ular ke sawah di Indramayu. Tindakan ini jelas bukan iseng-iseng belaka, tapi upaya untuk memberantas hama yang selama ini membayangi daerah yang dikenal sebagai salah satu lumbung nasional tersebut.
Momen ini ia bagikan pula di akun Instagram Diskominfo Indramayu, 10 Agustus 2025. "Melepaskan ular ke sawah sebagai cara alami membasi hama tikus di areal pesawahan petani Indramayu," begitu caption yang ditampilkan dalam unggahan ini.
Meski dilakukan dengan niat baik, tapi langkah yang merupakan bagian dari program “Sahabat Tani” ini tetap menuai tanda tanya banyak orang. Apalagi, ular selama ini dikenal sebagai salah satu hewan yang ditakuti banyak orang.
Aksi yang dimulai sejak Sabtu, 9 Agustus 2025 ini langsung menuai perhatian. Tak sedikit yang mempertanyakan, apakah tindakan ini aman bagi warga. Jangan keburu takut dulu, simak penjelasan dan fakta kegiatan tersebut berikut ini.
Ular jenis king kobra ini awalnya ditemukan di rumah warga. Didapati sedang kehausan sehingga pawang memberikan minum kepada ular tersebut.
1. Bukan Ular Berbisa, Tak Berbahaya
Dilansir dari kanal News dan Regional Liputan6.com, salah satu hal pertama yang diluruskan oleh Lucky Hakim adalah soal status binatang melata ini.
"Ularnya tidak berbisa, ukurannya maksimal hanya sebesar jempol kaki orang dewasa, panjangnya pun hanya sampai 1,5 meter. Ini jenis ular spesialis pemakan tikus dan kodok. Kalau ketemu manusia, justru mereka yang kabur,” jelas Lucky Hakim.
Ia menambahkan, bahwa gigi ular pun kecil-kecil sehingga tak berbahaya bila menggigit.
2. Ular Lanang Sapi
Jenie ular yang dilepas adalah Coelognathus radiatus atau dalam nama lokalnya Ular Lanang Sapi. Hewan ini gampang dikenali, dengan warna coklat kekuningan dengan garis memanjang di punggung.
Satu ekor ular dewasa dari jenis ini disebut mampu memangsa 2 hingga 3 tikus besar per minggu. Sementara untuk tikus kecil, ular ini bahkan bisa melahap lebih dari 10 ekor saja.
Tak heran, ular ini diyakini bisa mengontrol populasi tikus.
3. Ular Asli Indramayu
Melepas liar satwa yang bukan hewan asli, punya risiko tak main-main, yakni kerusakan ekosistem. Dalam keterangan tertulisnya, Lucky memastikan bahwa ular yang dilepasliarkan adalah ular yang habitat aslinya di Indramayu.
Selama ini mereka diburu dan dibunuh karena dianggap menakutkan sehingga populasinya turun drastis. “Ini aslinya jenis ular yang berasal dari Indramayu, dulu tikus bisa dikontrol populasinya saat ada banyak ular, biawak dan burung hantu,” Lucky Hakim memaparkan.
4. Efek ke Hama Tikus
Karena predator sedikit, tikus pun dengan mudah bereproduksi dan mengancam panen petani. "Kasihan petani gagal tanam dan rugi besar karena serangan tikus sangat banyak,” ungkapnya.
“Tapi karena (binatang predator) dianggap menakutkan, mereka diburu. Akibatnya, sekarang tikus tak terkontrol,” kata dia. Memberantas tikus dengan predator alaminya, juga dianggap lebih aman bagi lingkungan ketimbang menggunakan bahan kimia.
5. Gandeng Influencer
Dalam kegiatan ini, Lucky Hakim tak berjalan sendiri. Ia menggandeng sejumlah influencer, salah satunya yang sudah dikenal luas sebagai pemerhati isu binatang melata ini:Panji Petualang.
Bukan sekadar gaya-gayaan, ini adalah strategi publikasi sekaligus edukasi kepada masyarakat.
6. Dikomentari Dedi Mulyadi
Langkah Lucky Hakim mendapat sambutan baik dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. "Pada Pak Lucky Hakim, saya mengucapkan terima kasih. Bapak sudah berikhtiar mengatasi masalah petani," ujar Dedi lewat akun Instagram-nya, Rabu (13/8/2025).
Dedi juga mengingatkan pentingnya edukasi kepada masyarakat soal jenis ular yang dilepaskan. Menurutnya, banyak warga masih menganggap semua ular berbahaya. "Ular sudah kreatif, tetapi nanti harus disampaikan kepada warga bahwa ular itu tidak berbisa, ular sawah," jelasnya.