Brasilia (ANTARA) - Brasil sedang bersiap untuk secara resmi mengajukan keberatan terhadap tarif yang baru diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS) di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sembari tetap membuka ruang untuk negosiasi, demikian disampaikan para pejabat pada Senin (4/8).
Langkah ini diambil setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif 50 persen untuk berbagai komoditas ekspor Brasil, termasuk kopi, daging sapi, dan petrokimia, yang akan mulai berlaku pada Rabu (6/8). Langkah ini memengaruhi sekitar 35 persen ekspor Brasil ke Amerika Serikat, meskipun produk-produk utama seperti produk energi dan mineral tertentu tidak termasuk.
Kamar Perdagangan Luar Negeri Brasil menyetujui sebuah proposal pada Senin untuk memulai konsultasi formal dengan WTO, langkah pertama dalam proses penyelesaian sengketa. Dewan menteri dari kamar perdagangan tersebut menyampaikan keputusan itu kepada Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, yang akan menentukan "bagaimana dan kapan" keberatan ini akan disampaikan kepada WTO.
Wakil Presiden Brasil Geraldo Alckmin mengatakan bahwa Brasil sedang berupaya mengurangi dampak tarif baru dan telah bertemu dengan para perwakilan agribisnis untuk mengoordinasikan strategi. Pemerintah juga akan melanjutkan pembicaraan dengan sektor-sektor yang terdampak.
Menteri Keuangan Brasil Fernando Haddad mengatakan bahwa Brasil tetap terbuka untuk berdialog, tetapi tidak akan menerima kemitraan yang tidak setara.
"Kami tidak akan berdialog dengan AS sebagai koloni atau satelit, kami adalah negara yang berdaulat," kata Haddad kepada BandNews dalam sebuah wawancara.
Dia menyebut kenaikan tarif tersebut berlebihan dan tidak masuk akal, tetapi mengatakan bahwa masih ada ruang untuk membangun agenda bilateral yang positif, terutama di bidang-bidang seperti mineral penting, teknologi, dan infrastruktur data.
"Brasil memiliki cadangan tanah jarang dan mineral penting yang berharga, sumber daya yang tidak dimiliki AS," katanya. "Kami bersedia bekerja sama dalam produksi baterai yang efisien dan teknologi strategis lainnya."
Untuk mengimbangi dampak ekonomi dari tarif ini, Haddad mengatakan bahwa pemerintah akan segera meluncurkan paket bantuan untuk bisnis domestik, termasuk dukungan kredit. Dia mengakui adanya potensi dampak fiskal, tetapi mengatakan bahwa hal itu akan ditangani dengan aturan anggaran yang ada.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.