Catatan Cak AT: Perayaan Identitas

3 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Dok RUZKA INDONESIA) Foto ilustrasi Catatan Cak AT: Perayaan Identitas. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Pak Kyai Sofwan Manaf menatap jam miliknya. Angka menunjuk pukul 12.29 dini hari.

Sudah masuk Ahad. Dengan gesit, jarinya bergerak di layar ponsel, mengirim pesan ke grup WA FPAG: "Seumur hidup baru (kali ini) ikut konser sampai dini malam."

Kyai Anang Rizka meladeni: "Sama Yai, baru kali ini lihat konser, makanya bela-belain sampai selesai... hahahaha."

Lho, konser? Dan ini bukan kabar bohong ala _broadcast_ keluarga yang biasanya diakhiri dengan kalimat, "Sebarkan agar tidak kena musibah."

Baca juga: Wisuda UI 2025: Junjung Tinggi Demokrasi dan Kotribusi untuk Negeri

Malam itu, di tribun utama Bumi Perkemahan Cibubur, dua pengasuh Pondok Pesantren Darunnajah dan Tazakka tadi duduk berjejer dengan para kiai pengasuh pesantren lain.

Di lantai dua tribun expo, pemandangan tampak sama: para kiai, ustadz, dan tokoh pesantren larut dalam dentuman musik World Muslim Scout Jamboree (WMSJ) 2025, disingkat Jamdun. Kalau dulu kita kenalnya "Konser Amal Palestina," kini "Konser Akbar Pramuka Muslim Dunia" menampilkan Iwan Fals hingga Band Wali.

Dibanding konser pada umumnya, pesta musik kali ini tiketnya gratis, meskipun macetnya tetap sama. Sejak pagi jalan menuju arena sudah macet.

Sopir-sopir pesantren terpaksa memarkir mobil di bahu jalan luar arena. Saya sendiri memilih jalur rakyat jelata: naik LRT, turun di Harjamukti, lalu sambung ojek dua kilometer. Praktis, murah, dan hijau secara karbon.

Baca juga: Komitmen Prabowo Menjunjung Tinggi Supremasi Sipil Idealnya Didukung Semua Elemen Bangsa

Inilah yang saya sebut macet filosofis: manusia modern itu kalau berkumpul demi sesuatu yang dianggap penting, jalan pasti mampet.

Bedanya, kalau macet konser Coldplay disebut keren, macet jambore pramuka muslim disebut "kurang koordinasi." Padahal secara teori transportasi, keduanya sama: suplai jalan terbatas, demand kendaraan tak terbatas.

Siang hingga sore, para kiai tak hanya duduk manis. Mereka menghadiri Tajammuk FPAG. Prof. Dr. KH. Hamid Fahmi Zarkasyi, M.Phil dengan gaya akademisnya menjelaskan bahwa World Muslim Scout Jamboree (WMSJ) 2025 adalah jambore dunia (jamdun) pramuka muslim pertama di dunia. Jika yang perdana saja bisa sukses, maka jamdun-jamdun berikutnya lebih baik lagi.

Bayangkan, peserta WMSJ 2025 mencapai 15.333 orang dari 18 negara. Sebuah angka yang kalau diolah pakai metode statistik, sudah cukup meyakinkan bahwa umat Islam bisa bersatu, setidaknya di bawah tenda pramuka. Ada yang usul, bagaimana jika capaian unik ini didaftarkan ke museum rekor?

Baca juga: Mengenang Gus Dur, Swara SeadaNya Gabungkan Symphony No.9 Beethoven dan Sholawat Gus Dur

Apalagi, negara peserta membentang lengkap dari Asia Tenggara sampai Afrika Utara: Indonesia, Malaysia, Oman, Mauritius, Qatar, Brunei Darussalam, Saudi Arabia, Maldives, Uzbekistan, Azerbaijan, Kuwait, Aljazair, Inggris, Mesir, Tunisia, Mali, Turki, dan Kamboja. Semangat jambore ini salah satunya untuk menyuarakan perdamaian antar-bangsa.

Tema besar WMSJ 2025 memang: "We are Muslim, Civilized, United, and Peaceful." Keren dan penuh makna. Meskipun agak panjang, tapi ini masih lebih singkat daripada judul skripsi mahasiswa yang sering berbunyi: "Analisis Komparatif Persepsi Santri Pondok A terhadap Santri Pondok B dalam Implementasi Manajemen Zikir Kolektif (Studi di Pondok C)."

Tema ini serius: jambore bukan sekadar tidur di tenda dan masak mie instan, tapi wadah membentuk pemimpin muda. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, yang menutup perhelatan WMSJ 2025, bahkan menjanjikan: kalau ada jambore lagi, Jakarta siap jadi tuan rumah kembali. Wah, semoga tidak jadi seperti janji kampanye: manis di awal, hilang di tengah, pahit di akhir.

KH Hasan Abdullah Sahal, pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor, sampai terharu. Menurutnya, kegiatan seperti ini langka, mahal, dan tidak bisa dinilai dengan uang. Gontor memang punya modal itu: tradisi mendidik santri agar bisa mengurus apa saja —dari bikin kopi buat kyai sampai bikin jambore dunia.

Baca juga: Demo Tunjangan DPRD Depok: Rakyat Minta Diaudit, Wow! Terungkap Ada Banyak Tunjangan Lainnya!

Dr. Fahmi menambahkan, prinsip Gontor jelas: "Segala yang ada di pondok adalah pendidikan." Artinya, kalau santri disuruh jaga parkir, ya itu pendidikan. Kalau disuruh ngurus panggung artis, ya itu juga pendidikan. Bahkan kalau disuruh ikut konser sampai dini hari? Ya mungkin itu juga pendidikan.

Yang bikin suasana makin hidup WMSJ 2025 adalah kehadiran Iwan Fals. Dengan suara seraknya yang khas, ia membawakan lagu baru yang khusus diciptakan untuk seratus tahun Gontor. Lagu itu terdengar sederhana, tapi terasa seperti doa panjang yang dinyanyikan dalam nada, sebuah refleksi seabad perjalanan pesantren yang telah melahirkan ribuan pemimpin umat.

Setelahnya, pada hari terakhir Sabtu (13/9/2025), panggung disambung oleh band Wali. Bedanya, mereka bukan sekadar grup musik papan atas, melainkan para alumni pesantren, bahkan ada di antaranya yang kini menjadi pengasuh pondok. Maka jadilah konser malam itu bukan sekadar hiburan, melainkan perayaan identitas.

Kalau ada yang sinis, "Lho, kok pesantren malah pakai konser?" jawabannya gampang: musik di pesantren itu biasa saja. Coba renungkan, melagukan al-Qur’an tidakkah juga sebuah bentuk musik? Rebana, rebab, hingga marawis sudah ratusan tahun mewarnai acara maulidan. Anak-anak santri sudah biasa memainkan gitar.

Baca juga: Tudingan Ferry Irwandi Kepada TNI Berpotensi Merusak Keutuhan NKRI

Di Gontor sendiri, santri-santrinya mendirikan band dengan aneka genre, dari dangdut sampai pop, dan itu dianggap lumrah. Teater pesantren pun mengasah olah vokal, beriringan dengan kelompok sastra yang melatih diksi dan rasa.

Jadi jangan kaget kalau malam jambore Cibubur mendadak berubah jadi panggung lintas generasi. Itulah wajah pesantren: bisa serius dalam rapat, bisa khusyuk dalam doa, dan bisa santai dalam musik, semuanya tanpa kehilangan marwah.

Yang lebih mengesankan, ribuan tenaga lapangan bekerja tanpa honor. Mereka terbiasa bekerja ikhlas, seperti di pondok. Dari ngatur panggung, bazar, sampai undang artis, semua diurus. Bayangkan, pondok sudah terbiasa menyiapkan makan bagi ribuan santri setiap hari.

Kalau ada yang tanya, "Apakah ini tidak rawan eksploitasi tenaga santri?" Jawabannya: tidak, karena ini tradisi. Santri dididik untuk tidak menghitung-hitung, melainkan menjalani. Di luar pondok mungkin disebut "volunteerism." Di pondok disebut "ikhlas lillahi ta‘ala."

Baca juga: Catatan Cak AT: Api Gontor

Filosofi itu sebenarnya berakar dari Pancajiwa Pondok Modern Darussalam Gontor: keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwah Islamiyah, dan kebebasan. Pancajiwa inilah yang membuat santri terbiasa kerja kolosal tanpa pamrih.

Mereka tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi ditempa lewat praktik nyata, dari mengatur apel tahunan sampai mengelola jambore dunia.

Maka WMSJ 2025 di Cibubur sejatinya adalah perpanjangan tangan dari tradisi pondok: memupuk solidaritas, melatih kemandirian, memperkuat ukhuwah lintas bangsa, dan meneguhkan kebebasan berpikir yang kreatif, tanpa kehilangan keikhlasan dan kesederhanaan.

WMSJ 2025 bukan sekadar jambore, melainkan laboratorium sosial-politik. Di sinilah terlihat bagaimana pendidikan pesantren terbukti melahirkan alumni yang bisa mengelola event global.

Baca juga: Cair, KJP Plus Tahap II jadi Investasi Utama Jakarta Menuju Kota Global

Kehadiran wakil dari 18 negara membuktikan, solidaritas antar-negara Muslim masih ada, meski kadang baru muncul dalam bentuk tenda, bukan traktat internasional.

Sementara macet yang terjadi di jalan-jalan sekitar, dan tribun atas yang terhalang atap tribun utama, itu adalah pelajaran kecil bahwa desain teknis juga penting.

Di tengah...

Read Entire Article