Moskow (ANTARA) - China membatasi pasokan mineral penting ke perusahaan-perusahaan pertahanan Barat, sehingga menyebabkan keterlambatan produksi dan memaksa mereka mencari alternatif di pasar lain, menurut surat kabar Wall Street Journal mengutip sumber dari perusahaan terkait.
Kantor Berita Rusia, RIA Novosti, Senin, menyampaikan surat kabar tersebut mengungkapkan salah satu produsen drone yang memasok militer AS terpaksa menunda pengiriman pesanan hingga dua bulan karena harus mencari pengganti magnet asal China yang terbuat dari logam tanah jarang.
Pelaku perdagangan mengatakan kepada surat kabar tersebut bahwa beberapa material yang dibutuhkan industri pertahanan Barat kini dijual dengan harga lima kali lipat atau lebih tinggi dibandingkan sebelum China memberlakukan pembatasan.
Wall Street Journal juga melaporkan bahwa lebih dari 80.000 komponen yang digunakan oleh Pentagon mengandung mineral yang kini termasuk dalam daftar pembatasan ekspor China.
Di saat yang sama, hampir seluruh rantai pasok militer AS untuk mineral tersebut bergantung setidaknya pada satu pemasok asal China, sehingga pembatasan Beijing dapat menimbulkan permasalahan besar bagi militer Amerika Serikat.
Selain itu, para pembeli Barat mengatakan bahwa China kini meminta informasi rinci mengenai tujuan penggunaan mineral yang dibeli, agar tidak digunakan oleh perusahaan-perusahaan Barat dalam produksi militer.
Pada awal April, Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa Beijing telah memasukkan 16 perusahaan AS ke dalam daftar pengawasan ekspor untuk mengendalikan ekspor barang-barang yang memiliki kegunaan ganda.
Sebagaimana dilaporkan oleh New York Times, Beijing telah menangguhkan ekspor berbagai mineral penting dan magnet, yang secara khusus dibutuhkan untuk merakit mobil, drone, robot, dan rudal.
Adapun pada bulan Juni, Wall Street Journal yang mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut, melaporkan bahwa China telah sepakat untuk melanjutkan penerbitan izin ekspor logam tanah jarang ke produsen mobil dan pabrik industri di AS, tetapi membatasi izin tersebut hanya untuk enam bulan.
Reuters juga melaporkan bahwa China belum berkomitmen memberikan izin ekspor untuk beberapa magnet tanah jarang khusus yang dibutuhkan oleh pemasok militer AS untuk jet tempur dan sistem rudal.
Logam tanah jarang adalah kelompok 17 unsur logam yang banyak digunakan dalam perangkat teknologi tinggi, termasuk komputer, televisi, dan ponsel pintar, serta teknologi pertahanan seperti rudal, laser, sistem transportasi, dan komunikasi militer.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti-OANA
Baca juga: Trump ingin kurangi ketergantungan terhadap mineral kritis China
Baca juga: AS-Ukraina sepakat soal mineral kritis, bangun dana investasi bersama
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.