Dari Pahlawan Liga Champions Jadi Korban Revolusi Luis Enrique: Apa yang Salah dengan Gianluigi Donnarumma?

11 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta Gianluigi Donnarumma baru saja menorehkan musim gemilang bersama PSG. Ia mengangkat trofi Liga Champions dan membawa klubnya ke final Piala Dunia Antarklub. Namun, pencapaian itu tak cukup untuk mempertahankan tempatnya di Parc des Princes.

Kiper berusia 26 tahun itu mengungkapkan kekecewaannya setelah kabar bahwa ia tidak lagi menjadi bagian dari rencana tim. Pernyataan tersebut memicu tanda tanya besar di kalangan penggemar. Mengapa PSG melepas salah satu penjaga gawang terbaik dunia?

Keputusan ini datang setelah PSG mendatangkan Lucas Chevalier dari Lille pada bursa transfer musim panas. Pelatih Luis Enrique menegaskan bahwa alasannya bukan soal kemampuan Donnarumma menepis bola, melainkan profil kiper yang sesuai dengan gaya mainnya.

Perubahan ini menandai pergeseran taktik penting di PSG. Dari mengandalkan kiper tradisional yang mengutamakan shot-stopping, kini mereka memilih sosok yang juga menjadi bagian integral dalam membangun serangan dari belakang.

Luis Enrique Ungkap Alasan Lepas Donnarumma

Donnarumma mengaku frustrasi karena merasa disingkirkan secara sepihak. “Seseorang memutuskan bahwa saya tidak lagi bisa menjadi bagian dari tim dan berkontribusi untuk kesuksesan,” ujarnya. Perwakilannya, Enzo Raiola, bahkan menilai langkah PSG sebagai bentuk kurang hormat terhadap kliennya.

Raiola memaparkan bahwa mereka sempat menerima tawaran kontrak baru dengan gaji lebih rendah demi bertahan. Namun, pembicaraan terhenti setelah PSG berubah haluan. “Hanya sebulan lalu kami bicara soal perpanjangan, lalu tiba-tiba pelatih mengubah pandangan tentang Gigio,” tegasnya.

Luis Enrique menilai keputusan ini sulit namun perlu diambil demi rencana jangka panjang. “Saya hanya punya pujian untuk Donnarumma, tapi kami mencari profil pemain berbeda,” kata Enrique sebelum laga Piala Super UEFA melawan Tottenham. Baginya, kiper harus mendukung gaya bermain berbasis penguasaan bola.

Profil Kiper yang Diinginkan PSG

Saat Donnarumma tiba di Paris pada 2021, ia sudah berstatus juara Euro bersama Italia dan veteran lebih dari 250 laga untuk Milan. Kemampuannya sebagai shot-stopper elite kembali terbukti musim lalu, khususnya di semifinal Liga Champions melawan Arsenal.

Namun, PSG kini menginginkan kiper yang lebih aktif dalam fase build-up. Data musim lalu menunjukkan mereka memimpin Ligue 1 dengan rata-rata penguasaan bola 68,4 persen. Meski begitu, dengan Donnarumma, mereka kerap memilih umpan panjang daripada membangun serangan dari lini belakang.

Chevalier menawarkan solusi berbeda. Di Lille, ia kerap menjadi ‘pemain ke-11’ dalam penguasaan bola, berani menerima tekanan, mengubah sudut permainan, dan memutuskan momen tepat untuk memecah pressing lawan. Kemampuannya mendistribusikan bola pendek maupun panjang dianggap sejalan dengan visi Enrique.

Perbedaan Gaya Bermain Donnarumma dan Chevalier

Dari sisi fisik, Donnarumma unggul tinggi badan (196 cm) namun tidak terlalu agresif menghadapi umpan silang. Sebaliknya, Chevalier (188 cm) lebih proaktif keluar dari gawang, memotong bola udara, dan cepat merespons cutback. Hal ini memungkinkan lini belakang bermain lebih tinggi.

Dalam hal shot-stopping, Donnarumma tetap berada di level teratas dunia. Penyelamatan pentingnya di Liga Champions menjadi bukti. Meski begitu, PSG menilai Chevalier cukup tangguh dalam aspek ini, dengan catatan penyelamatan impresif di Lille.

Bagi PSG, keunggulan Chevalier adalah keseimbangan antara kemampuan menjaga gawang dan kontribusi dalam permainan terbuka. Mereka menginginkan kiper yang tidak hanya menyelamatkan bola, tapi juga membantu tim mempertahankan penguasaan di area lawan.

Masa Depan Donnarumma

Meski Manchester United dikabarkan tidak tertarik, pintu bagi Donnarumma tetap terbuka di klub-klub top Eropa. Keahliannya cocok untuk tim yang menitikberatkan pada pertahanan solid dibanding penguasaan bola ekstrem.

Raiola menyebut bahwa faktor finansial bisa menjadi penentu transfer. “Mungkin hanya tim Premier League yang mampu memenuhi permintaan PSG yang berlebihan,” ujarnya.

Bagi Donnarumma, ini bukan akhir. Dengan segudang pengalaman di usia muda, ia masih berpotensi menjadi penentu di level tertinggi. Namun, untuk itu ia memerlukan klub yang sesuai dengan kekuatan utamanya: menjaga bola tetap keluar dari gawang.

Read Entire Article