LEMBAGA Bantuan Hukum Semarang menyebut puluhan orang mengalami sesak nafas saat demo Pati, Jawa Tengah. Hal ini lantaran polisi melakukan tembakan gas air mata untuk membubarkan demonstran di depan kantor Bupati Pati.
Pengacara publik LBH Semarang Muhammad Safaly mengatakan, berdasarkan pemantauan di lapangan, terdapat sekitar 40 orang masyarakat mulai dari perempuan dan anak-anak yang menjadi korban.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
"Sampai pukul 15.30 tadi, informasi yang kami terima, 40 orang telah dibawa ke Rumah Sakit untuk memperoleh pertolongan medis," kata Safaly saat dihubungi Tempo, Rabu, 13 Agustus 2025.
Dia melanjutkan, LBH Semarang masih terus melakukan pemantauan dan pembukaan posko pelaporan korban kekerasan aparat dan pendampingan hukum.
"Mohon ditunggu untuk update laporannya," ujar dia.
Adapun, demontrasi masyarakat di Pati dipicu oleh keputusan Bupati Sudewo terhadap sejumlah kebijakan yang dianggap tak sejalan dengan masyarakat, salah satunya kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan serta Perkotaan (PBB-P2) menjadi 250 persen.
Keputusan tersebut memang telah dibatalkan Sudewo. Namun, masyarakat kadung kesal dengan pernyataan politikus Partai Gerindra itu sebelumnya. Pada hari ini, masyarakat Pati menghelat demonstrasi besar di depan kantor Bupati Pati menuntut Sudewo mundur.
Kepala bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Tengah Komisaris Besar Artanto mengatakan, demonstrasi mulanya berjalan kondusif sejak pagi. Namun, jelang siang hari, terdapat massa anarkis yang memicu aksi kericuhan.
Kericuhan yang dimaksudkan, adalah tindakan pembakaran mobil milik Propam Polri dan aksi pelemparan air mineral hingga sayuran busuk kepada Sudewo. Tindakan itu, kata dia, mengakibatkan situasi chaos yang mengharuskan aparat mengambil tindakan.
"Jumlah korban ada 34 yang saat ini telah dibawa ke RS untuk memperoleh pertolongan medis," kata Artanto.
Ihwal adanya dugaan demonstran yang meninggal, dia mengatakan, hingga sejauh ini berdasarkan hasil verifikasi Polri, tidak ditemukan adanya korban meninggal.
"Kami sudah mengonfirmasi terkait kabar itu, dan hasilnya sampai saat ini nihil," ujar Artanto.