
PERDANA Menteri Denmark Mette Frederiksen, yang negaranya tengah memegang presidensi Uni Eropa, menyatakan pihaknya tengah mempertimbangkan opsi sanksi maupun bentuk tekanan lain terhadap Israel atas serangan di Gaza dan pembangunan permukiman baru di Tepi Barat.
"(Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu kini menjadi masalah itu sendiri," ujar Frederiksen dalam wawancara dengan harian Jyllands-Posten sebagaimana dikutip Middle East Eye.
Freeeriksen menilai pemerintah Israel telah bertindak terlalu jauh. Ia mengutuk situasi kemanusiaan di Gaza yang disebutnya sesuatu yang sungguh mengerikan dan katastrofik. Ia juga mengkritik rencana Israel melanjutkan proyek permukiman di wilayah pendudukan Tepi Barat.
“Kami termasuk negara yang ingin meningkatkan tekanan terhadap Israel, namun sampai saat ini belum mendapatkan dukungan penuh dari anggota Uni Eropa,” tegasnya.
Meski sejumlah negara Eropa baru-baru ini mengumumkan rencana pengakuan terhadap negara Palestina, Denmark tidak termasuk di dalamnya.
Pernyataan Frederiksen muncul di tengah serangan udara Israel yang terus menggempur Gaza. Kementerian Kesehatan setempat mencatat lebih dari 61.430 warga Palestina tewas sejak Oktober 2023.
Serangan terbaru terjadi pada Sabtu (16/8) pagi waktu setempat. Delapan warga Palestina tewas dalam pemboman di wilayah tengah dan selatan Gaza. Sumber medis di RS al-Awda, Kamp Pengungsi Nuseirat, mengatakan enam orang, termasuk empat anak, meninggal setelah rumah di Kamp Bureij dihantam bom Israel.
Sementara itu, serangan drone Israel menargetkan tenda pengungsi di Mawasi al-Qarara, utara Khan Younis, menewaskan sepasang suami istri. (Ndf/M-3)