1 month ago
3
Ilustrasi(Antara)
GUNA mendapatkan gambaran persebaran leptospirosis, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mulai melakukan pengambilan sampel tikus di area di rumah-rumah warga yang terkena penyakit tersebut.
"Pengambilan sampel ini untuk memastikan ada tidaknya bakteri Leptospira yang dibawa oleh hewan pengerat tersebut. Kami bekerja sama dengan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLabkesmas) mengambil sampel di rumah warga yang meninggal karena lepstospirosis. Kami memasang trap atau perangkap (tikus) di rumah pasien dan 50 rumah di sekitarnya," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Yogyakarta Lana Unwanah di Yogyakarta, Sabtu (12/7).
Untuk mendapatkan sampel tikus Dinkes Kota Yogyakarta telah memasang 100 perangkap tikus. Perangkap tersebut, ujarnya, dipasang di dalam dan luar rumah. "Kami pasang dua perangkap di dalam rumah dan beberapa di luar rumah dengan masa pemasangan selama dua hari," ucapnya.
Tikus yang berhasil ditangkap bakal dibedah di lokasi untuk diambil ginjalnya untuk keperluan uji laboratorium. Hasilnya, akan keluar sekitar dua minggu. Lana menegaskan, langkah yang diambil ini merupakan bagian dari investigasi lapangan untuk menelusuri sumber penularan leptospirosis yang telah menyebabkan enam kematian di Kota Yogyakarta sepanjang semester pertama 2025.
Sebelumnya, Dinkes Kota Yogyakarta melaporkan 18 kasus leptospirosis di 11 dari total 14 kemantren (kecamatan) di wilayah tersebut dengan kasus terbanyak di Kemantren Jetis dan Tegalrejo. Sedangkan kematian tercatat terjadi di Pakualaman, Gedongtengen, Wirobrajan, Jetis, serta dua kasus di Ngampilan.(M-2)
