Eza Gionino dan Meiza Aulia Coritha Sepakati Nafkah Anak 25 Juta Rupiah per Bulan dalam Perbaikan Gugatan

Liputan6.com, Jakarta - Proses perceraian antara Meiza Aulia Coritha atau Echa, dengan Eza Gionino masih terus berproses di Pengadilan Agama Cibinong, Jawa Barat. Agenda persidangan terbaru membahas perbaikan gugatan yang isinya merupakan hasil dari kesepakatan mediasi kedua belah pihak.

Kuasa hukum Meiza Aulia Coritha, Rendi Rumapea, menjelaskan bahwa agenda sidang kali ini bertujuan untuk meresmikan hasil mediasi ke dalam dokumen gugatan. Menurutnya, pertemuan tersebut fokus pada penyerahan berkas perbaikan gugatan.

"Jadi untuk hari ini sebenarnya kita hanya perbaikan gugatan ya. Kita menyerahkan perbaikan gugatan, jadi apa yang sudah kita mediasikan hasilnya kita tuangkan lagi di perbaikan gugatan," ujar Rendi Rumapea usai sidang di Pengadilan Agama Cibinong, Jawa Barat, Senin (27/10/2025).

Salah satu poin yang berhasil disepakati dalam mediasi adalah mengenai besaran nafkah untuk ketiga anak mereka. Rendi menegaskan bahwa nominal tersebut sudah final dan disetujui oleh kedua prinsipal di hadapan mediator.

"Untuk tiga orang anak sudah ada, Rp25 juta per bulan," tegasnya.

Rendi menepis kabar yang menyebut ada penyesuaian kembali terkait nominal nafkah. Menurutnya, justru hakim sendiri yang mengarahkan agar hasil mediasi tersebut dimasukkan ke dalam gugatan.

Kisah asmara Eza Gionino dan Meiza Aulia menjadi sorotan. Rencana perniakahan mereka berujung penundaan karena tidak mendapat restu dari ibunda Eza.

"Sama sekali tidak ada ya, artinya gini, kita kan sudah sepakat ya di ruang mediator, nafkahnya, makanya hakim memerintahkan kita untuk memasukkan hasil mediasi di gugatan seperti itu. Nah untuk tiga orang ya itu sudah ada Rp25 juta per bulan. Hakim sudah menyampaikan bahwa ini sudah hasil mediasi antara prinsipal penggugat dan tergugat begitu," jelas Rendi.

Lebih lanjut, ia merinci bahwa nominal Rp25 juta per bulan merupakan nafkah pokok di luar kebutuhan vital lainnya. Rendi membenarkan adanya penambahan poin terkait biaya pendidikan dan kesehatan yang tidak termasuk dalam angka tersebut.

"Jadi gini, untuk perbaikan yang dimaksud rekan kami ya pengacara dari tergugat, perbaikan supaya dimasukkan perihal hasil mediasi, bukan perbaikan nafkah. Kemudian nafkah memang itu di luar pendidikan dan kesehatan ya, ditambah kenaikan per tahun 10 persen begitu," paparnya.

Rendi mengungkapkan bahwa tuntutan awal dari pihak Echa sebenarnya lebih tinggi dari angka yang disepakati. Namun pihaknya menyesuaikan tuntutan awal dengan mempertimbangkan kemampuan finansial tergugat demi tercapainya kesepakatan.

"Oh nggak, kalau dari awal kita lebih dari situ ya dengan kemampuan dari tergugat ya. Tapi karena sudah ada kesepakatan kita turunin jadi 25 dan memang sudah sepakat," ungkap Rendi.

Rendi menyebut kesepakatan ini telah diterima dengan lapang dada oleh kliennya. Bukti kesepakatan tersebut adalah tanda tangan yang sudah dibubuhkan oleh kedua belah pihak dalam dokumen mediasi.

"Karena sudah oke makanya sudah tanda tangan kedua belah pihak," pungkas Rendi Rumapea.