Jakarta (ANTARA) - Ketua sekaligus pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal menilai bahwa Indonesia tidak bisa memainkan peran di kancah global jika mengabaikan peranannya di ASEAN.
“Bagi saya, itu hanya sebuah fantasi kalau kita ke mana-mana, tapi kita tidak memperhatikan kawasan kita sendiri. Kita harus merawat kawasan ini terlebih dahulu, dan itulah fondasi bagi kita untuk memainkan peran global,” kata Dino dalam wawancara khusus dengan ANTARA di Jakarta, Selasa.
Dino yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri, menuturkan bahwa jika Indonesia berangkat pada forum internasional seperti G20 dengan membawa sembilan nama negara anggota ASEAN lainnya, maka kredibilitas dan pengaruh Indonesia akan menjadi lebih besar.
“Jadi, apa pun yang kita lakukan di PBB, G20, atau di mana pun, kita harus memastikan bahwa basis pertama kita, yaitu ASEAN, benar-benar kita perhatikan,” ujarnya pula.
Dirinya menyampaikan bahwa terlepas dari Indonesia aktif secara global, namun tidak bisa dipungkiri bahwa kawasan Asia Tenggara masih berada dalam kondisi yang kacau, termasuk salah satunya konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja.
Oleh sebab itu, Dino menilai, perlunya sinkronisasi antara keterlibatan di tingkat regional dan global agar memastikan perhimpunan ASEAN tetap solid. Ia pun menekankan pentingnya sentralitas ASEAN, yang berarti menyelesaikan masalah di kawasan dan dipimpin oleh negara-negara kawasan itu juga,
Menurutnya, Presiden Prabowo Subianto pun memahami pentingnya menyeimbangkan peranan Indonesia di tingkat regional dan global tersebut.
“Presiden Prabowo memahami itu — bahwa beliau perlu membangun sinergi antara kebijakan luar negeri kita di tingkat regional dan keterlibatan kita di tingkat global. Karena keduanya benar-benar berjalan beriringan,” ujar Dino.
Terkait strategi yang perlu diadopsi Indonesia untuk memaksimalkan konsep konektivitas antarwarga kawasan ASEAN dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional dan regional, Dino menyoroti pentingnya membangun kepercayaan dan keyakinan.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu menyampaikan bahwa gejolak geopolitik yang terjadi di berbagai belahan dunia saat ini, biasanya ditandai dengan hilangnya kepercayaan dan keyakinan.
Dino menilai pemerintah di negara-negara anggota ASEAN harus mampu mempertahankan kepercayaan dan kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah-masalah yang muncul, seperti yang dilakukan dalam mengatasi konflik antara Thailand dan Kamboja baru-baru ini.
“Khususnya dalam konteks orang ke orang, hal terpenting adalah menjaga kepercayaan ini di tingkat masyarakat. Karena pada tingkat masyarakat, kemarahan dan kebencian bisa berkembang, dan hal ini sering terjadi. Kadang-kadang, hal kecil saja bisa memicu rasa tidak suka antarwarga, misalnya dalam pertandingan sepak bola,” kata dia pula.
FPCI merupakan sebuah organisasi kebijakan luar negeri yang independen dan non-politik yang berbasis di Jakarta. Didirikan pada 2015 oleh Dino Patti Djalal, FPCI berkomitmen untuk mempromosikan dan membentuk internasionalisme Indonesia yang positif di seluruh negeri dan dunia.
Baca juga: Indonesia katalis reformasi ASEAN
Baca juga: Kemenekraf perkuat posisi ekraf Indonesia di tingkat ASEAN
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.