Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, menyebut pembangunan fasilitas ini penting untuk mendukung ekonomi hijau sekaligus menciptakan nilai tambah dari pengelolaan limbah.
“Selain solusi pengelolaan sampah, investasi ini juga berkontribusi pada ketahanan energi daerah dan membuka lapangan kerja baru,” ujar Tjhai saat menerima delegasi CNTY di rumah dinasnya, Rabu (10/9).
Produksi sampah di Singkawang saat ini mencapai 95 ton per hari, masih jauh dari syarat minimal CNTY yaitu 1.100 ton per hari agar pabrik dapat beroperasi. Untuk itu, Pemkot akan berkoordinasi dengan kabupaten sekitar seperti Sambas, Bengkayang, dan Mempawah agar volume sampah bisa digabungkan.
Menurut Tjhai, teknologi ramah lingkungan yang ditawarkan CNTY memungkinkan sampah diubah menjadi energi listrik yang dapat disalurkan ke PLN. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi, pengelolaan sampah konvensional dinilai tidak lagi memadai.
“Kami berkomitmen membuka ruang kolaborasi dengan investor, baik dari dalam maupun luar negeri, demi mewujudkan Singkawang sebagai kota yang bersih, sehat, dan berwawasan lingkungan,” tegasnya.