Kebijakan Dedi Mulyadi Rombel 50 Siswa Bertentangan dengan Aturan Pusat

4 weeks ago 9
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Kebijakan Dedi Mulyadi Rombel 50 Siswa Bertentangan dengan Aturan Pusat Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.(MI/ Bayu Anggoro)

PEMERHATI kebijakan publik pendidikan sekaligus Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jawa Barat, Saepuloh mengkritik kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait rombongan belajar (rombel) 50 siswa. Kebijakan Dedi bertentangan dengan Permendikbudristek Nomor 1 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang mengatur jumlah maksimal siswa per rombongan belajar jenjang SMA/SMK adalah 36 orang.

“Sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) pun telah mengunci algoritmanya agar tidak menerima input siswa ke-37 dan seterusnya.  Artinya, jika ada 50 siswa dalam satu kelas seperti diamanatkan dalam SK Gubernur tersebut, maka 14 siswa terakhir tidak bisa diinput ke sistem nasional pendidikan,” ungkap Saepuloh, Jumat (11/7/2025).

Jika rombel 50 siswa tetap dijalankan maka 14 siswa terakhir dapat merugi.  “Mereka tidak akan mendapatkan NISN (Nomor Induk Siswa Nasional), tidak bisa ikut AN/UN (Asesmen Nasional/ Ujian Nasional), tidak menerima ijazah resmi, tidak berhak atas dana BOS atau beasiswa, dan secara administratif dianggap tidak sekolah,” tambahnya.

Sebab itu, ia menilai bahwa kebijakan 50 siswa dalam satu kelas bukan sekadar kekeliruan teknis, tapi sebuah pelanggaran terhadap hak dasar anak untuk mendapatkan pendidikan yang sah dan diakui negara.

Potensi Maladministrasi

SK Gubernur Jabar tersebut juga dikatakannya berpotensi menimbulkan temuan audit dan dugaan maladministrasi. Dalam konteks hukum administrasi negara, kebijakan daerah tidak boleh bertentangan dengan regulasi pusat.

“Pasal 7 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 menyatakan bahwa Peraturan Menteri lebih tinggi kedudukannya dibanding Keputusan Gubernur. Jika sekolah memaksakan menjalankan SK ini, maka kepala sekolah dan operator Dapodik akan berada dalam dilema serius yaitu mengikuti perintah pimpinan daerah atau tunduk pada sistem nasional,” ujar Saepuloh.

Solusinya?

Dia merasa bahwa solusi memperluas akses pendidikan harus dilakukan tanpa melanggar aturan main yang sah. “Jika memang ingin menampung lebih banyak siswa, mengapa tidak membentuk rombongan belajar paralel? Atau menggunakan pendekatan shift? Atau membuka jalur SMA Terbuka?Sekolah swasta pun seharusnya dilibatkan dalam skema PAPS ini. Selama ini mereka memiliki daya tampung lebih longgar, namun sering kali diabaikan dalam alokasi afirmasi anggaran,” urainya.

Saepuloh menekankan bahwa tidak bisa membiarkan kebijakan publik berjalan atas dasar niat baik semata. Di dunia birokrasi dan hukum, niat baik yang dieksekusi tanpa regulasi yang tepat dapat menimbulkan kerugian lebih besar. Termasuk hilangnya hak legal ribuan anak hanya karena statusnya tak tercatat di Dapodik.

“Saya menyerukan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk segera merevisi SK ini dan menyelaraskan dengan ketentuan nasional. Kebijakan pendidikan harus adil, inklusif, dan legal secara administratif,” pungkasnya. (M-1)

Read Entire Article