Liputan6.com, Jakarta Fero Walandouw, aktor yang sebelumnya lekat dengan dunia hiburan, kini mengambil langkah baru untuk ke luar dari zona nyaman. Dalam unggahan di media sosialnya, pemerian Love In Paris (Musim 2) itu terlihat bertemu dengan sejumlah tokoh penting, dan tampil rapi dengan mengenakan batik. Menariknya, setiap motif batik yang dikenakannya tampak selaras dan cocok dengan gaya anak muda anti kaku.
Mulai dari audiensi bersama Presiden RI Prabowo Subianto hingga berdiskusi dengan Wakil Menteri Pertanian, Fero selalu tampil dengan pilihan batik yang khas. Kabarnya, Fero telah dilantik sebagai komisaris di salah satu industri otomotif. Melalui penampilannya, ia menunjukkan bahwa anak muda bisa berkiprah di luar dunia hiburan dengan tetap menjunjung nilai-nilai budaya.
Penasaran bagaimana penampilannya saat ini bisa elegan meski hanya mengenakan batik yang sering dianggap kaku oleh anak muda? Simak informasinya berikut, dirangkum Liputan6, Kamis (14/8).
Batik Parang Klasik, Simbol Kepemimpinan
Dilansir dari unggahan Instagram @fero_walandouw, dalam pertemuan resmi bersama Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Fero Walandouw tampil mengenakan batik motif parang klasik berwarna cokelat gelap. Motif ini sarat makna kepemimpinan dan ketegasan, sangat relevan dengan konteks kenegaraan dan audiensi dengan kepala negara.
Foto pertemuan itu menunjukkan Fero berdiri di tengah antara dua tokoh senior, memperlihatkan bagaimana generasi muda mulai diberi ruang dalam lingkaran strategis negara. Penggunaan batik parang klasik juga menegaskan bahwa Fero hadir bukan sekadar tamu, tapi sebagai pemimpin muda yang siap berkontribusi.
Berdasarkan unggahan, Fero hadir dalam pertemuan itu untuk memberikan selamat atas pelantikan Prof Dr dr Starry Rampengan, Sp.JP(K), FIHA, MARS sebagai Direktur Utama RSUP Prof Dr RD Kandou Manado, Sulawesi Utara.
"Selamat bertugas Direktur Utama RSUP Prof Dr RD Kandou Manado, Sulawesi Utara , Prof Dr dr Starry Rampengan, Sp.JP(K), FIHA, MARS. Semoga amanah yang diberikan dapat dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi," tulis unggahan.
Batik Sogan Kontemporer yang Berkarakter
Saat bertemu Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Fero tampil dengan batik sogan kontemporer bernuansa cokelat-hijau. Ia mengutip filosofi Ki Hadjar Dewantara: “Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani” sebagai caption di unggahan tersebut, yang tersirat sebagai semangat mendidik dan memberi teladan.
Batik sogan yang ia kenakan memiliki sentuhan modern, memberikan kesan progresif namun tetap membumi. Ini mencerminkan esensi pertemuan yang fokus pada kolaborasi antara generasi muda dan pemerintah dalam membangun ekosistem pendidikan dan inovasi teknologi.
Batik Biru Emas dalam Diskusi Bappenas
Dalam kesempatan makan siang bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas Prof. Rachmat Pambudy. Fero mengenakan batik kombinasi biru dan emas dengan pola simetris yang kuat. Kesan elegan sekaligus futuristik terpancar dari pilihan warna dan motif tersebut.
“Makan siang, berdiskusi dengan Menteri PPN/Kepala Bappenas, Prof. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, M.S.Memantapkan langkah menuju Indonesia Emas 2045!,” tulisnya.
Batik Simetris yang Elegan
Dalam audiensi bersama Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, dan Imigrasi, Fero mengenakan batik biru bermotif simetris yang elegan. Motif ini sangat khas dengan makna ketenangan dan keteguhan lewat motif yang tergambar. Di unggahan, dirinya mengutip frasa latin yang identik dengan hukum yakni "Fiat Justitia, Ruat Caleum" yang berarti "Hendaklah Keadilan Ditegakkan Meskipun Langit Akan Runtuh".
"Fiat justitia, ruat caelum ~ Terimakasih waktunya Pak Menteri Koordinator Bidang Hukum , Hak Asasi Manusia , Imigrasi , dan Pemasyarakatan Indonesia.Thank you ibu Ketua," tulisnya