
SEJAK awal, My Hero Academia menggambarkan makna sejati dari kepahlawanan. Apakah itu berhubungan dengan kekuatan super, penyelamatan banyak orang, atau mengalahkan penjahat terkuat? Dalam dunia di mana 80% penduduk memiliki quirk, seri ini memperlihatkan bagaimana individu tanpa quirk, seperti Midoriya Izuku dan All Might.
Kembalinya Sang Pahlawan: All Might dalam Pertarungan Terakhir
Peluncuran musim terakhir dari anime yang sangat populer ini menampilkan kembalinya pahlawan terbaik dunia ke dalam pertempuran. Mungkin untuk terakhir kalinya, sambil menilai warisan yang ditinggalkannya.
Sayangnya, bagian awal episode lebih banyak dihabiskan untuk mengulang kembali peristiwa di akhir Musim 7, yang menjadikannya terasa lambat. Namun, setelah kembali ke waktu sekarang, episode pembuka ini langsung melesat Plus Ultra dengan pertarungan seru antara All For One dan All Might, mirip dengan nuansa komik The Dark Knight Returns.
Saat ini, kondisi para pahlawan sangat mendesak. Meskipun mereka berhasil mengalahkan Dabi dan Himiko Toga, mereka masih harus berhadapan dengan klon Twice yang semakin banyak, serta ancaman besar dari All For One dan Shigaraki.
Di tengah situasi ini, All Might, mantan pahlawan nomor satu, maju ke depan. Tujuannya tidak hanya untuk menunda All For One agar Midoriya dan lainnya bisa menghentikan Shigaraki, tetapi juga untuk membangkitkan semangat semua orang.
Tema Utama: Warisan dan Transisi Kepahlawanan
Bagian ini merupakan inti emosional dari episode ini. Episode pembuka ini kembali mengeksplorasi tema utama dari serial tentang alih-alih tongkat estafet. Kita melihat generasi muda menginspirasi generasi yang lebih tua dan mendorong mereka.
Dalam sebuah momen yang sangat menyentuh, All Might bertarung dengan menggunakan teknik-teknik yang terinspirasi dari quirk siswanya di Kelas 1-A. Hal ini menunjukkan betapa ia menghargai dan mengagumi para muridnya, serta betapa jauh kemajuan mereka hingga quirk mereka dapat digunakan secara efektif untuk melawan musuh terbesar.
Selain fokus pada duel All Might, episode ini juga memberikan perhatian pada Aoyama. Mantan pengkhianat ini memiliki kesempatan untuk bersinar sebagai pahlawan, mengalirkan kekuatannya untuk berkontribusi dalam pertarungan, membuktikan perkembangan karakternya.
Pertarungan All Might vs. All For One: Sentuhan Sinematik
Daya tarik terbesar yang tak terbantahkan adalah pertarungan antara All Might dan All For One. Studio Bones berusaha sekuat tenaga untuk menambahkan kedalaman dan animasi dinamis yang sesuai untuk momen penting ini.
Meskipun penggunaan CGI dalam armor All Might kadang kurang padu dengan animasi 2D, pertarungan itu sendiri sangat mendebarkan. K?hei Horikoshi, sang kreator, seringkali menunjukkan kecintaannya terhadap komik Amerika, dan duel All Might Berbaju Baja melawan supervillain ini terasa seperti gabungan antara Iron Man dan The Dark Knight Returns.
Melihat seorang pria paruh baya kurus yang kehilangan quirk dan kekuatannya, mengejek musuh terbesarnya dan bertarung habis-habisan, adalah All Might di puncak prestasinya. Dia adalah perwakilan generasi tua yang memberikan segalanya demi menciptakan waktu bagi generasi baru.
My Hero Academia memulai musim terakhirnya dengan episode pembuka yang emosional dan penuh aksi.
Walaupun rekap yang ada sempat memperlambat narasi di awal, episode ini berhasil menegaskan kembali tema kepahlawanan dan warisan melalui pertarungan yang menegangkan, terinspirasi oleh drama komik barat. Ini adalah cara terbaik untuk membuka musim akhir seri ini. (IGN/Z-2)