Pantai dan Perihal yang Tak Sempat Kita Bicarakan Dipentaskan Teater Komunitas KAHE dan AGHUMI

4 weeks ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

KOMUNITAS KAHE Maumere berkolaborasi dengan Komunitas AGHUMI Bali mementaskan karya berjudul 'Setali Cahaya: Pantai dan Perihal yang Tak Sempat Kita Bicarakan' pada Sabtu-Minggu, 12-13 Juli 2025 di Aula Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Sikka, Jalan El Tari, Kota Maumere. Karya ini membahas isu di dua konteks berbeda, Maumere dan Bali, perihal kolonialisme dan modernisme yang belakangan jadi isu penting yang terus didiskusikan.

Ketua Komunitas AGHUMI Bali Wulan Dewi Saraswati mengatakan, karya ini mulai dikerjakan sejak 2023 lalu saat diundang dalam forum Temu Teater Monolog di Malang. Dalam forum ini, 20 seniman yang berasal dari beberapa tempat di Indonesia diundang untuk mempresentasikan riset cagar budaya dari tempat mereka masing-masing.

Seniman-seniman ini terdiri dari 10 sutradara dan 10 aktor teater yang dipasang-pasangkan untuk kebutuhan workshop dan presentasi karya. Wulan mengatakan, saat itu ia membawa riset tentang Pura Pencak Petali di Bali sebagai materinya.

Sebelum ke Malang, ia sempat berdiskusi dengan Rio Nuwa, rekan satu tim dari Komunitas KAHE Maumere yang dipasangkan untuk mempresentasikan karya work in progress di forum itu.

"Saya belum pernah bertemu Rio dan tidak tahu konteks Flores seperti apa. Jadi yang kami kerjakan betul-betul adalah saling berbagi pengetahuan dan praktik kerja, serta berkolaborasi membuat karya work in progress,” ungkapnya.

Sementara itu, Rio dari Komunitas KAHE mengatakan, ia diundang terlibat membawa riset tentang cagar budaya Liang Bua. Karena tinggal di Maumere dan Liang Bua terletak di Manggarai, maka ia harus ke Ruteng untuk mengalami dan mencari tahu beberapa sumber yang menulis tentang situs tersebut.

Menurutnya, untuk kebutuhan pertunjukan, ia memilih tidur di museum Liang Bua pada malam hari sehingga lebih dekat mengalami situasi di situs tersebut.

“Risetnya memang riset untuk kebutuhan pertunjukan. Jadi memang pendekatannya itu untuk pertunjukan teater,” jelasnya.

Setelah dipentaskan di Malang pada bulan Agustus 2023, karya ini lalu dipentaskan pada perhelatan Indonesia Bertutur (Intur) di Ubud, Bali pada tahun 2024 lalu. Karena bentuknya adalah work in progress, maka karya tersebut terus berkembang, menyesuaikan materi-materi yang terkumpul dan modal kerja yang ada di masing-masing komunitas.

Karya yang sebelumnya adalah riset Wulan dan Rio untuk pementasan di Intur Bali, kini berkembang menjadi karya kolektif yang melibatkan rekan-rekan Komunitas KAHE dan AGHUMI. Untuk mematangkan karya, Wulan dan dua orang rekannya dari Bali datang ke Maumere, berdiskusi dan berusaha mendekatkan dua isu ini.

“Waktu itu jadinya kita bahas isu kolonialisme dan modernisme di Flores dan Bali. Kita pakai cerita eskavasi Pater Verhoeven, SVD dan memainkan tarot sebagai media cerita. Kita coba lihat lagi isu ekonomi, pasar yang hari ini masuk juga lewat pariwisata yang begitu massif. Ini kan punya korelasi juga dengan jejak-jejak kolonialisme dan konsep modernisme yang sangat Eropa sentris itu,” tambah Wulan.

Pada tahun 2024 lalu, sebelum dipentaskan di Intur Bali, karya berjudul 'Setali Cahaya' ini dipentaskan lebih dahulu di aula Rujab Bupati Sikka, Kota Maumere.

Karya yang Terus Berkembang Setelah dipentaskan di Bali pada tahun 2024 lalu, tahun ini 'Setali Cahaya' kembali pentas di Maumere pada Sabtu-Minggu, 12-13 Juli 2025 di aula Rujab Bupati Sikka. Karya ini berkembang menjadi karya kolektif yang dikerjakan dengan metode penciptaan bersama.

Jika sebelumnya isu kolonialisme dan modernisme itu dikelolah melalui cerita Pater Verhoeven dan dimainkan dengan medium tarot, kini isu tersebut diperluas. Materi-materi yang dikumpulkan, dikelola dan dipertajam dalam diskusi yang intens. Tim riset, penulis naskah, aktor, dan tim produksi rembuk untuk melihat kemungkinan pengembangan karya ini.

“Kita ingin lebih segar, tidak hanya soal membaca sejarah, tetapi juga pertunjukannya, sehingga bisa sama-sama ngobrol. Ngobrol soal Maumere, Flores, Bali, Indonesia dan dunia yang hari ini sepertinya punya soal yang sama. Ada perang, soal identitas, perebutan lahan, kaplitalisme, periwisata yang kompleks. Soal-soal itu beda di kuasa saja” ungkap Rio.

Tahun ini, pertunjukan 'Setali Cahaya' didukung oleh Yayasan Kelola, sebuah lembaga yang kerja-kerjanya beorientasi pada pengembangan dan penguatan ekosistem pertunjukan di Indonesia. (PT/E-4)

Read Entire Article