Ankara (ANTARA) - Hasil perundingan antara delegasi Rusia dan Ukraina di menjadi dasar bagi pertemuan tingkat tinggi di masa mendatang, menurut seorang sumber diplomatik Turki kepada RIA Novosti, Senin.
Sumber tersebut menyebutkan bahwa tiga putaran perundingan telah digelar di Istanbul, dan hasil pembahasan telah disampaikan kepada para pemimpin masing-masing negara untuk memperjelas posisi kedua pihak.
“Temuan ini dipastikan akan menjadi dasar bagi perundingan di tingkat pemimpin. Tugas utama saat ini adalah memastikan proses negosiasi berlanjut tanpa gangguan dan menghasilkan hasil konkret,” demikian pernyataan sumber itu.
Tiga putaran pembicaraan langsung sebelumnya menghasilkan pertukaran tahanan dan penyerahan jenazah prajurit Ukraina oleh Rusia kepada Kiev. Kedua pihak juga saling bertukar rancangan memorandum mengenai resolusi konflik.
Turki berharap proses negosiasi dapat dilanjutkan di Istanbul, namun hingga kini belum menerima sinyal baru dari pihak mana pun, kata sumber diplomatik Turki tersebut pada Selasa (14/10).
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Moskow siap membahas aspek politik penyelesaian konflik dan bekerja dalam format apa pun.
Namun, Moskow belum menerima tanggapan dari Kiev atas usulan pembentukan tiga kelompok kerja untuk membahas isu-isu kemanusiaan, militer, dan politik secara lebih spesifik, yang diajukan oleh pihak Rusia dalam putaran ketiga perundingan dengan Ukraina di Istanbul pada Juli.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga dilaporkan menolak undangan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk berkunjung ke Moskow guna melanjutkan pembicaraan.
Sumber: Sputnik
Baca juga: Trump desak Putin-Zelenskyy akhiri perang dan segera sepakat damai
Baca juga: Trump akan bertemu Putin di Hongaria, bahas konflik Rusia-Ukraina
Baca juga: PBB siap bantu implementasi potensi kesepakatan damai Ukraina
Penerjemah: Aria Ananda
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.