Setahun Prabowo-Gibran, Kabinet Gemuk Sebabkan Tumpang Tindih Kebijakan

5 days ago 6
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Setahun Prabowo-Gibran, Kabinet Gemuk Sebabkan Tumpang Tindih Kebijakan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka(Dok.MI)

MENJELANG satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, perombakan nomenklatur serta penambahan kementerian dan lembaga baru yakni kabinet gemuk dinilai menurunkan efektivitas kinerja pemerintahan dan tumpang tindih kebijakan.

Guru Besar Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM), Wahyudi Kumorotomo, salah satu perubahan yang menimbulkan perdebatan ialah status Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi Badan Pengaturan BUMN (BP BUMN), serta pembentukan Kementerian Haji dan Umrah sebagai lembaga baru dengan status kementerian penuh. Ia menilai hal ini sebagai bentuk proliferasi atau penggemukan kabinet yang memicu tumpang tindih kebijakan, koordinasi semakin rumit, serta lambatnya penyerapan anggaran negara.

“Sejak pembentukan kabinet pada Oktober 2024, sudah terdapat indikasi bahwa kabinet di bawah Presiden Prabowo mengalami proliferasi yang sangat signifikan,” ujar Wahyudi dalam keterangannya, Kamis (16/10).

Menurut Wahyudi, langkah ini semestinya segera dievaluasi. Ia mengingatkan, studi Lembaga Administrasi Negara (LAN) tahun 2014 telah merekomendasikan jumlah ideal kementerian/lembaga hanya 22, dengan batas maksimal 34 sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008.

“Sekarang jumlah kementerian dan lembaga sudah lebih dari 50. Ini jauh melampaui batas ideal yang pernah direkomendasikan,” tegasnya.

Ia menilai, keputusan memperbanyak kementerian tak lepas dari upaya politik Presiden untuk merangkul sebanyak mungkin unsur partai politik dan ormas dalam struktur kekuasaan. Hal itu menurutnya, memperlambat pencapaian kinerja pemerintah selama setahun terakhir. 

“Akibatnya, tumpang-tindih urusan tak terhindarkan dan koordinasi kebijakan menjadi semakin sulit,” ujar Wahyudi.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dampak paling jelas dari penggemukan kabinet adalah meningkatnya beban anggaran negara.

“Lembaga baru, nomenklatur baru, serta pejabat baru tentu membutuhkan akomodasi berupa papan nama, kantor, gaji pejabat setingkat eselon I, dan semua biaya operasionalnya,” ucapnya.

Wahyudi juga menyoroti lambatnya penyerapan anggaran pemerintah pusat dan daerah sebagai konsekuensi dari ketidakjelasan otoritas antar kementerian dan lembaga.

“Padahal, belanja pemerintah yang efektif sangat dibutuhkan untuk menciptakan lapangan kerja dan menggerakkan industri riil, terutama ketika ekonomi sedang menghadapi banyak persoalan,” pungkasnya. (H-4)

Read Entire Article