Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada bulan Agustus 2025 dilaporkan masih berada di level ekspansif. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merilis, IKI bulan Agustus 2025 naik 0,66 poin ke level 53,55 poin, dibandingkan IKI bulan Juli 2025 yang sebesar 52,89.
Selain itu, nilai IKI meningkat 1,15 poin dibandingkan dengan nilai IKI Agustus tahun lalu yang sebesar 52,40.
Dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, terdapat 21 subsektor mengalami ekspansi dan 2 subsektor mengalami kontraksi. Subsektor yang ekspansi memiliki kontribusi sebesar 95,6% terhadap PDB Industri Pengolahan Nonmigas Triwulan II 2025.
"Dua subsektor dengan nilai IKI tertinggi adalah Industri Alat Angkutan Lainnya (KBLI dan Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman (KBLI 18)," kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif dalam konferensi pers IKI, Kamis (28/8/2025).
Sedangkan dua subsektor yang mengalami kontraksi adalah Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya (KBLI 25) dan Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan (KBLI 33).
Pesanan Baru Naik
Pada bulan Agustus 2025, nilai IKI variabel pesanan baru mengalami peningkatan sebesar 2,98 poin atau mencapai 57,28. Selanjutnya, nilai IKI variabel persediaan produk juga mengalami peningkatan mencapai 57,04.
"Artinya banyak stok produk yang menumpuk di gudang. Jadi selain pesanannya naik tinggi produknya juga banyak di gudang," sebut Febri.
Nilai IKI variabel produksi sebesar 44,84 yang artinya bukan berarti semua pabrik berhenti, melainkan banyak yang berproduksi namun proses produksinya masih ditahan.
Sedangkan pada Agustus 2025 optimisme pelaku usaha terhadap kondisi usahanya 6 bulan ke depan mulai menunjukkan adanya tren peningkatan, meskipun tipis, yaitu sebesar 68,1%. Angka ini naik 0,5% dibandingkan dengan persentase bulan sebelumnya.
"25,2% pelaku usaha Sebanyak menyatakan kondisi usahanya stabil selama 6 bulan mendatang. Angka ini menurun 0,1% dibandingkan dengan persentase bulan sebelumnya," ujar Febri.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Menperin Bantah Deindustrialisasi Landa RI, Sentil Ekonom-Buka Data