Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat sistem pertahanan rudal seperti Iron Dome Israel. Sistem itu bernama Golden Dome.
Hal ini terungkap dalam presentasi slide pemerintah AS tentang proyek tersebut yang pertama kali dilaporkan oleh Reuters, Rabu (13/8/2025). Golden Dome akan membentang di semua wilayah AS, dari Alaska hingga Hawaii.
Merujuk laman itu, presentasi slide awalnya dimulai dengan slogan "Go Fast, Think Big!". Ini disampaikan kepada 3.000 kontraktor pertahanan di Huntsville, Alabama, pekan lalu.
Presentasi tersebut mengungkapkan kompleksitas sistem, yang diharap dibuat tahun 2028. Tetapi slide menunjukkan ketidakpastian masih membayangi arsitektur dasar proyek tersebut karena jumlah peluncur, pencegat, stasiun darat, dan situs rudal yang dibutuhkan untuk sistem tersebut masih belum ditentukan.
"Mereka punya banyak uang, tetapi belum tahu berapa biayanya," kata seorang pejabat AS, dimuat laman itu.
Empat Lapis
Secara rinci, menurut slide, arsitektur sistem ini terdiri dari empat lapisan terpadu. Ini terdiri dari lapisan penginderaan dan penargetan berbasis ruang angkasa untuk peringatan pelacakan serta tiga lapisan berbasis darat yang terdiri dari pencegat rudal, susunan radar, dan berpotensi juga laser.
Salah satu kejutan adalah adanya area rudal besar baru, yang tampaknya berada di wilayah Midwest (Amerika Bagian Tengah), yakni Next Generation Interceptors (NGI). NGI dibuat oleh Lockheed Martin (LMT) dan akan menjadi bagian dari "lapisan atas" bersama dengan sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) Aegis yang juga dibuat oleh Lockheed.
Dalam keterangannya, NGI adalah rudal modern untuk jaringan radar, pencegat, dan peralatan lainnya yang disebut Ground-Based Midcourse Defense (GMD). Saat ini GMD menjadi perisai pertahanan rudal utama untuk melindungi AS dari rudal balistik antarbenua dari negara-negara yang dicap "nakal".
Dikatakan bahwa AS mengoperasikan situs peluncuran GMD di California selatan dan Alaska. Rencana ini akan menambah situs ketiga di Midwest untuk menghadapi ancaman tambahan.
"Golden akan memiliki ukurannya jauh lebih besar karena geografi yang perlu dilindungi dan kompleksitasnya. Apalagi AS memiliki beragamnya ancaman yang akan dihadapi," tulis Reuters lagi.
Senilai Rp 2.800 Triliun
Proyek itu diyakini akan memakan biaya sekitar US$ 175 miliar (Rp 2.800 triliun). Saat ini kongres AS telah mengalokasikan US$ 25 miliar (Rp 400 triliun) untuk Golden Dome dalam undang-undang pajak dan belanja Trump yang disahkan pada bulan Juli.
Sejumlah US$ 45,3 miliar (Rp 720 triliun) lainnya akan dialokasikan untuk Golden Dome dalam permintaan anggaran kepresidenan tahun 2026. Namun belum ada keterangan lebih lanjut.
Saat ini, Jenderal Space Force (Angkatan Antariksa) AS, Michael Guetlein, yang bulan lalu dikonfirmasi untuk memimpin proyek Golden Dome, memiliki waktu 30 hari sejak konfirmasinya pada 17 Juli untuk membentuk tim. Dia memiliki 60 hari lagi untuk menyerahkan desain sistem awal, dan 120 hari untuk mempresentasikan rencana implementasi penuh, termasuk rincian satelit dan stasiun darat.
(tps/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tiru Iron Dome Israel, Trump Siap Bangun Golden Dome Senilai Rp2.870 T