
UTUSAN khusus Amerika Serikat (AS) Steve Witkoff mengatakan Presiden Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah sepakat mengenai jaminan keamanan yang kuat dalam pertemuan puncak mereka di Alaska pekan lalu.
“Amerika Serikat berpotensi siap memberikan jaminan keamanan Pasal 5, tetapi bukan dari NATO, ini langsung dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa lainnya,” kata Witkoff dalam wawancara dengan Fox News Sunday.
Pasal 5 NATO menyatakan bahwa serangan terhadap satu negara anggota dianggap sebagai serangan terhadap semua. Ukraina bukan anggota NATO, namun sejak invasi Rusia pada 2022, Kyiv terus mencari perlindungan dari sekutu.
Menurut Witkoff, rancangan jaminan keamanan itu akan dibahas lebih lanjut dalam pertemuan Senin (18/8) sore di Washington antara Trump, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, serta para pemimpin Eropa.
Pejabat Gedung Putih menambahkan, meskipun ada harapan trilateral Trump-Putin-Zelensky minggu ini, hal itu belum tentu diputuskan dalam pertemuan Senin.
Gencatan Senjata jadi Persyaratan Kyiv
Berbicara di Brussels bersama Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Zelensky menegaskan mustahil bernegosiasi dengan Moskow di bawah tekanan senjata. Dia kembali menuntut gencatan senjata penuh sebelum pembicaraan apa pun.
Trump sebelumnya bertemu Putin di Anchorage pada Jumat lalu. Alih-alih mendorong gencatan senjata, Trump menyerukan kesepakatan damai final. Menurut sekutunya, Putin menuntut seluruh wilayah Donbas sebagai syarat mengakhiri perang.
Meskipun begitu, Zelensky menyatakan terima kasih atas kesiapan AS ikut memberikan jaminan keamanan.
"Lebih banyak detail perlu dibahas, seperti apa peran Amerika Serikat dan peran apa yang akan dimainkan oleh negara-negara Eropa," sebutnya
Von der Leyen menambahkan bahwa Ukraina harus tetap diperkuat dengan persenjataan agar menjadi benteng pertahanan. Dia menegaskan kembali bahwa perbatasan internasional tidak dapat diubah dengan paksa dan hanya Ukraina yang berhak mengambil keputusan terkait wilayahnya.
Ukraina Bisa Akhiri Perang Segera
"Presiden Zelensky dari Ukraina dapat segera mengakhiri perang dengan Rusia, jika ia mau, atau ia dapat terus berjuang," kata Trump menulis di platform Truth Social.
"Tidak akan ada jalan kembali bagi Krimea yang dianeksasi Rusia pada 2014 dan Ukraina tidak akan bergabung NATO," tambah Trump.
Namun dalam unggahan lain, ia menyambut kehadiran para pemimpin Eropa. "Tidak pernah ada begitu banyak Pemimpin Eropa sekaligus. Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk menjamu mereka," sebutnya
Setelah tiba di Washington, Zelensky menegaskan di X bahwa perdamaian harus langgeng, tidak seperti setelah 2014 ketika Ukraina kehilangan Krimea dan sebagian Donbas.
"Kekuatan bersama kita dengan Amerika, dengan teman-teman Eropa kita, akan memaksa Rusia menuju perdamaian sejati," ujarnya.
Negosiasi Sulit
Witkoff menyebut Rusia setuju tidak akan melanggar perbatasan Eropa setelah kesepakatan damai dicapai.
Senator Marco Rubio menegaskan bahwa Ukraina adalah negara berdaulat. Dia juga menyatakan Ukraina memiliki hak untuk menjalin aliansi keamanan dengan negara lain guna mencegah invasi di masa mendatang. Namun, Rubio menekankan kedua pihak harus melakukan konsesi.
"Itu hanya fakta, dan ada hal-hal yang mungkin ditahan Rusia sekarang yang harus mereka lepaskan," katanya.
Beberapa pejabat Eropa tetap khawatir setelah pertemuan Alaska, yang dipandang memberi keuntungan citra bagi Putin.
Seorang pejabat Eropa mengatakan Trump terlalu mudah melepaskan pengaruhnya terhadap Putin, padahal Rusia sedang tertekan oleh inflasi dan ancaman kebangkrutan.
Sementara itu, seorang pejabat Ukraina menegaskan mustahil menyetujui penyerahan Donbas.
"Kami tidak akan menempatkan 1 juta warga Ukraina dalam pendudukan," tegasnya.
Analis Ukraina Mykola Bielieskov memperingatkan risiko bahwa Trump terpengaruh oleh argumen Putin.
"Tampaknya Putin berhasil membangun argumen di benak Trump di Alaska bahwa Ukraina-lah yang seharusnya membuat konsesi besar demi perdamaian," katanya.
Kehadiran para pemimpin Eropa di Washington disebut penting untuk menyeimbangkan negosiasi. Menurut analis Volodymyr Fesenko bahwa Ukraina dan sekutu-sekutunya kini berada dalam roller coaster Trump, yakni terkadang pro-Kyiv, terkadang lebih dekat ke Moskow. (The Washington Post/Fer/I-1)