
Menteri Kesehatan Thailand, Somsak Thepsuthin, mengonfirmasi bahwa sebanyak 11 warga sipil Thailand tewas akibat konflik bersenjata yang terus memanas di perbatasan dengan Kamboja. Pernyataan ini disampaikan pada Kamis (24/7) pagi, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Somsak mengecam keras serangan Kamboja terhadap sebuah rumah sakit di wilayah Thailand, menyebut aksi tersebut sebagai kejahatan perang dan menuntut pertanggungjawaban dari pihak Kamboja.
“Menyerang fasilitas kesehatan adalah pelanggaran serius hukum internasional. Ini jelas merupakan kejahatan perang,” ujar Somsak.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Thailand melaporkan bahwa pasukan Kamboja melepaskan tembakan artileri berat ke sebuah pangkalan militer Thailand pada Kamis pagi. Selain pangkalan militer, beberapa wilayah sipil termasuk rumah sakit juga menjadi sasaran serangan, menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari kalangan sipil.
Somsak juga menyerukan kepada pihak Kamboja untuk segera menghentikan kekerasan yang tengah berlangsung dan menegaskan bahwa keselamatan warga sipil harus menjadi prioritas utama.
Malaysia Serukan Perdamaian
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN, menyatakan keprihatinannya terhadap meningkatnya eskalasi konflik. Dalam konferensi pers Kamis pagi, Anwar menyebutkan bahwa dirinya akan segera melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Thailand dan Kamboja.
“Minimal yang bisa kita harapkan dari mereka adalah menahan diri dan segera memasuki jalur negosiasi,” tegas Anwar.
Malaysia, Thailand, dan Kamboja merupakan anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yang selama ini mengedepankan pendekatan damai dan diplomasi dalam menyelesaikan konflik regional. (The Guardian/Z-10)