Arena Pertempuran Baru China Vs AS, Bisa Tentukan Siapa Penguasa Dunia

17 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta, CNBC Indonesia - Persaingan antara Amerika Serikat (AS) dan China sebagai dua negara adidaya kini menemukan medan pertempuran baru, Afrika.

Benua dengan cadangan mineral raksasa ini menjadi medan utama perebutan pengaruh geopolitik antara dua kekuatan dunia. Persaingan yang semula berbasis ekonomi kini berubah menjadi perebutan kendali atas sumber daya strategis yang menentukan masa depan teknologi dan keamanan nasional.

Afrika menyimpan hampir 30% dari total cadangan global untuk mineral seperti kobalt, litium, dan unsur tanah jarang, semuanya komponen penting dalam kendaraan listrik, energi terbarukan, dan sistem pertahanan.

Seiring lonjakan permintaan global yang diperkirakan akan meningkat dua hingga sepuluh kali lipat pada 2050, kekayaan mineral Afrika telah mengangkat posisinya dari sekadar pemasok bahan mentah menjadi aktor strategis dalam percaturan global.

"Benua Afrika berada di pusat ekonomi sumber daya abad ke-21," kata Afshin Molavi, peneliti senior di Foreign Policy Institute, Johns Hopkins University School of Advanced International Studies, kepada Newsweek, dilansir Rabu (6/8/2025).

"Tantangannya adalah memastikan bahwa kekayaan mineral ini dapat diterjemahkan menjadi pembangunan yang inklusif. Dorongan global untuk teknologi hijau saat ini membuka peluang baru untuk mengubah dinamika lama tersebut."

Dominasi China

Selama dua dekade terakhir, China telah menanamkan pengaruh ekonominya di Afrika secara masif melalui investasi infrastruktur seperti jalur kereta api dan pelabuhan. Menurut data Visual Capitalist, hampir semua negara di Afrika kini memiliki volume perdagangan lebih besar dengan China ketimbang Amerika Serikat.

Pada 2003, hanya 18 negara Afrika (35%) yang menjadikan China sebagai mitra dagang utama mereka. Namun pada 2023, jumlah itu melonjak drastis: 52 dari 54 negara di benua tersebut (97%) lebih banyak berdagang dengan China daripada dengan AS.

Volume perdagangan China-Afrika pun mencapai $295 miliar pada 2024, naik 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun, pengaruh China tidak berhenti di perdagangan umum. Justru pada sektor mineral kritis-yang menyuplai kebutuhan industri kendaraan listrik dan energi bersih-dominasinya makin kuat.

"Keberadaan tambang China di Afrika memang hanya menyumbang kurang dari 10 persen dari total produksi pertambangan benua," jelas Eric Olander, pemimpin redaksi The China-Global South Project, kepada Newsweek.

"Namun pengaruhnya sangat besar di wilayah-wilayah kunci seperti Guinea, Zambia, Republik Demokratik Kongo, dan Zimbabwe."

Yang membuat dominasi China sangat menentukan adalah penguasaan mereka terhadap proses pemurnian dan pengolahan. Sekalipun mineral ditambang di luar China, sekitar 60%-80% kapasitas pemurnian global-terutama untuk kobalt, litium, dan tanah jarang-berada di tangan mereka.

"Mineral-mineral ini kini bukan sekadar komoditas, tapi telah menjadi aset strategis," kata Molavi. "Model penguasaan vertikal China atas rantai pasok mineral memberikan keunggulan struktural dibandingkan pesaing dari Barat."

Retorika Amerika Serikat

Di sisi lain, kehadiran AS dalam sektor pertambangan Afrika masih sangat terbatas. "Kalau menyebut ini persaingan, itu tidak tepat," kata Olander.

"Kehadiran tambang AS di Afrika sangat minim dibandingkan China. Bukan berarti perusahaan tambang AS tak akan masuk, tapi saat ini belum ada upaya yang berarti."

Ia menambahkan bahwa Washington telah menyadari pentingnya diversifikasi rantai pasok mineral strategis, namun belum menunjukkan tindakan nyata.

"Pemerintahan Trump maupun Biden sama-sama menyuarakan perlunya memutus ketergantungan AS terhadap pasokan mineral kritis dari China. Termasuk dengan membangun kapasitas tambang dan pemurnian di Afrika. Namun hingga kini, AS lebih banyak bicara daripada bertindak," ujar Olander.

Perubahan pendekatan AS mulai terlihat melalui perjanjian damai yang dimediasi Presiden Donald Trump antara Republik Demokratik Kongo (DRC) dan Rwanda pada Juni lalu. Perjanjian itu bertujuan menstabilkan wilayah timur Kongo yang kaya mineral.

"Kami mendapatkan banyak hak atas mineral dari Kongo sebagai bagian dari kesepakatan," ungkap Trump, secara gamblang mengaitkan diplomasi dengan akses sumber daya strategis.

Langkah ini menandai pergeseran penting dalam kebijakan luar negeri AS di Afrika, di mana inisiatif perdamaian dikaitkan langsung dengan kepentingan sumber daya alam.

Pada 9 Juli, Trump mengadakan KTT di Gedung Putih dengan lima pemimpin Afrika-dari Gabon, Guinea-Bissau, Liberia, Mauritania, dan Senegal-untuk membahas perluasan hubungan ekonomi dan membendung pengaruh China di kawasan tersebut.

Presiden Gabon, Brice Oligui Nguema, menggambarkan perspektif Afrika dalam forum tersebut: "Kami bukan negara miskin. Kami negara kaya dalam hal sumber daya alam. Tapi kami butuh mitra yang mendukung kami dan membantu mengembangkan sumber daya itu dalam kemitraan yang saling menguntungkan."


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article RI Unjuk Gigi di Osaka, Beberkan Proyek Strategis di Kepri dan Jabar

Read Entire Article