Washington (ANTARA) - Biro Investigasi Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) Amerika Serikat (AS), Kamis (11/9) merilis dua foto “orang yang diduga terkait” dalam penembakan fatal komentator sayap kanan Amerika, Charlie Kirk, sambil meminta bantuan publik untuk mengidentifikasi individu tersebut.
Foto buram itu tampak menunjukkan seorang pria usia mahasiswa mengenakan kaus lengan panjang hitam, celana jeans, topi baseball, dan kacamata hitam.
Kirk (31), tewas ditembak Rabu (10/9) siang saat berbicara di hadapan sekelompok mahasiswa di Utah Valley University, Kota Orem, sekitar 64 kilometer selatan Salt Lake City.
Baca juga: Profil Charlie Kirk, aktivis konservatif sekutu dekat Donald Trump
Serangan yang tampak terencana ini terjadi meski ada pengamanan, termasuk enam petugas polisi universitas dan tim keamanan pribadi Kirk.
Video daring memperlihatkan peluru mengenai Kirk saat berbicara, membuat mahasiswa panik melarikan diri. Ia segera dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal beberapa jam kemudian.
Sebelumnya, FBI menyampaikan bahwa penyidik menemukan “senapan bolt-action berdaya tinggi” di area hutan terkait jalur pelarian tersangka.
Beberapa laporan media menyebut amunisi yang terukir “ideologi transgender dan antifasis” ditemukan di senapan tersebut. Namun, New York Times mengutip pejabat senior penegak hukum yang meminta namanya dirahasikan, menekankan informasi itu belum diverifikasi dan mungkin salah tafsir.
Penyelidikan sejauh ini dapat melacak pergerakan tersangka sekitar 30 menit sebelum penembakan, kata Komisaris Utah Department of Public Safety Beau Mason dalam konferensi pers.
Baca juga: Penembakan di Colorado, AS cederai dua pelajar, tewaskan pelaku
Otoritas percaya tersangka tiba di dekat kampus Utah Valley University pukul 11.52 waktu setempat dan bergerak ke atap menuju “lokasi penembakan,” menurut Robert Bohls, agen khusus FBI di Salt Lake City.
Setelah penembakan, tersangka berpindah ke sisi lain gedung, melompat, dan menuju kawasan permukiman di dekatnya, di mana penyidik meninjau rekaman kamera rumah.
Dua orang sempat ditahan terkait kejadian, tetapi kemudian dibebaskan setelah dinyatakan tidak bersalah.
Mason meminta publik bersabar dengan proses penyelidikan dan menegaskan kedua orang tersebut hanyalah “orang yang diduga terkait,” bukan tersangka.
Baca juga: Trump: 'Siapa pun yang menyerang AS akan kami buru dan hancurkan'
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Primayanti
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.