Jakarta (ANTARA) - Tidur seharusnya menjadi waktu istirahat bagi tubuh dan pikiran. Namun, bagi sebagian orang, aktivitas ini justru dapat menimbulkan kecemasan yang sulit dijelaskan. Kondisi tersebut dikenal dengan istilah sleep anxiety atau kecemasan saat tidur.
Melansir dari Siloam Hospitals, sleep anxiety adalah perasaan cemas atau takut ketika hendak tidur. Penderitanya kerap dihantui pikiran buruk yang membuat mereka merasa harus tetap terjaga dan waspada. Kondisi ini tentu berdampak pada kualitas istirahat dan kesehatan secara keseluruhan.
Penyebab sleep anxiety
Sleep anxiety umumnya berkaitan dengan masalah kesehatan mental maupun gangguan tidur tertentu. Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sleep anxiety antara lain:
- Gangguan kecemasan umum (general anxiety disorder).
- PTSD (post-traumatic stress disorder).
- Panic disorder.
- Skizofrenia.
- Restless legs syndrome.
- Sleep apnea.
- Sleepwalking.
- Konsumsi alkohol berlebih.
- Gangguan metabolik, seperti hipertiroidisme.
Gangguan kecemasan dan gangguan tidur sering kali berjalan beriringan. Seseorang yang mengalami kecemasan cenderung sulit tidur, sementara insomnia juga dapat memicu rasa cemas sebelum tidur. Siklus inilah yang membuat kondisi semakin sulit diatasi.
Gejala sleep anxiety
Kecemasan tidur dapat dialami oleh orang dewasa, remaja, maupun anak-anak. Gejala yang muncul bisa bersifat emosional maupun fisik.
Gejala emosional yang umum antara lain:
- Mudah lelah.
- Sulit berkonsentrasi.
- Perasaan gelisah, gugup, dan mudah marah.
- Rasa takut akan datangnya bahaya.
- Serangan panik, terutama di malam hari.
Sementara gejala fisik yang kerap terjadi mencakup:
- Masalah pencernaan.
- Keringat berlebih.
- Detak jantung dan napas lebih cepat.
- Otot tegang dan gemetar.
Penderita sleep anxiety juga biasanya terus memikirkan tugas esok hari, menyesali hal-hal yang tidak terselesaikan, hingga merasa takut tidak bisa tidur. Kebiasaan ini membuat mereka semakin tertekan dan sulit beristirahat.
Komplikasi sleep anxiety
Jika berlangsung dalam jangka panjang, sleep anxiety dapat menimbulkan komplikasi serius pada kesehatan, di antaranya risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, hipertensi, diabetes, stroke, obesitas, hingga aritmia.
Cara mengatasi sleep anxiety
Penanganan utama sleep anxiety adalah melalui psikoterapi. Dalam kondisi tertentu, dokter juga dapat meresepkan obat-obatan untuk membantu mengendalikan kecemasan. Selain itu, terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan secara mandiri, antara lain:
1. Menerapkan kebiasaan tidur sehat
Hindari tidur siang berlebihan, ciptakan lingkungan kamar yang nyaman, serta tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Disarankan juga untuk menjauhkan perangkat elektronik dari kamar tidur serta menghindari konsumsi kafein dan alkohol di malam hari.
2. Tetap aktif secara fisik
Olahraga teratur terbukti dapat meningkatkan kualitas tidur sekaligus meredakan gejala kecemasan. Aktivitas fisik juga melindungi tubuh dari kecemasan di masa depan.
3. Memanfaatkan teknik relaksasi
Latihan pernapasan dalam, peregangan otot progresif, atau imajinasi berpandu dapat membantu menenangkan pikiran sebelum tidur.
Apabila keluhan kecemasan saat tidur terus berlanjut atau semakin parah, masyarakat dianjurkan segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca juga: 10 cara paling efektif untuk atasi gelisah saat sulit tidur
Baca juga: Penyebab lansia sulit tidur nyenyak dan cara mengatasinya
Baca juga: Berikut ini adalah 9 hal yang bisa Anda coba ketika susah tidur
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.