Liputan6.com, Jakarta Indonesia menempati posisi kedua dalam jumlah kasus tuberkulosis (TBC) terbanyak, tepat berada di bawah India. Berdasarkan estimasi global, Indonesia diperkirakan memiliki 1,09 juta kasus TBC setiap tahun.
Untuk menekan angka penularan tersebut, pemerintah kini fokus pada langkah penemuan kasus secara agresif (active case finding). Semakin banyak kasus ditemukan maka pengendalian tuberkulosis bisa diupayakan.
“Selama kumannya masih ada dan tidak ditemukan, penularan akan terus terjadi," kata Wakil Menteri Kesehatan Benjamin Paulus Octavianus atau Benny pada temu media Jumat, 17 Oktober 2025 di kantor Kemenkes Jakarta.
Maka dari itu, Kemenkes pun menargetkan lebih dari sejuta kasus TBC ditemukan tahun depan.
"Karena itu target kami tahun depan justru menemukan lebih banyak lagi, bahkan bisa sampai satu setengah juta kasus. Kalau sudah ditemukan dan diobati, barulah penularannya bisa turun drastis,” tegasnya mengutip keterangan tertulis Kemenkes RI.
Untuk tahun ini, hingga September 2025 penemuan kasus mencapai 601.375 orang, atau 55 persen dari estimasi nasional merujuk Data olah Sistem Informasi TBC (SITB).