Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan di Timur Tengah kembali meningkat setelah militer Israel pada Minggu (17/8/2025) mengumumkan telah melancarkan serangan udara ke wilayah Yaman. Serangan itu menyasar sebuah infrastruktur energi yang disebut digunakan oleh kelompok Houthi, yang selama konflik Gaza kerap melancarkan serangan rudal dan drone terhadap Israel.
"Pasukan Israel melakukan serangan... jauh di dalam wilayah Yaman, menargetkan sebuah infrastruktur energi yang melayani rezim teroris Houthi," demikian pernyataan militer Israel, tanpa menyebutkan secara detail lokasi pasti sasaran, dilansir AFP.
Pernyataan itu menegaskan bahwa operasi militer tersebut dilakukan di kawasan sekitar ibu kota Yaman yang dikuasai pemberontak, Sanaa.
Di sisi lain, stasiun televisi Al-Masirah milik Houthi melaporkan versi berbeda. Mengutip sumber dari pertahanan sipil, Al-Masirah menyebut bahwa yang menjadi sasaran adalah pembangkit listrik Haziz yang terletak di sebelah selatan Sanaa.
Sejak perang Israel-Hamas pecah pada Oktober 2023, kelompok Houthi yang didukung Iran berulang kali menembakkan rudal balistik maupun drone ke arah Israel. Kelompok itu menyatakan aksinya dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Meskipun sebagian besar serangan berhasil dicegat sistem pertahanan Israel, gelombang serangan tersebut memicu balasan udara ke berbagai titik yang dianggap basis Houthi di Yaman.
Militer Israel menegaskan bahwa serangan terbaru ini merupakan respons langsung terhadap serangan berulang Houthi. "Serangan dilakukan sebagai tanggapan atas serangan-serangan berulang yang dilancarkan oleh Houthi," tambah pernyataan resmi militer.
Serangan ini berlangsung hanya beberapa hari setelah insiden pada Kamis lalu, ketika Israel mengumumkan berhasil mencegat sebuah rudal yang ditembakkan dari Yaman. Houthi kemudian mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Selain menargetkan Israel secara langsung, kelompok Houthi juga memperluas serangan ke laut. Mereka menargetkan kapal-kapal yang diduga memiliki keterkaitan dengan Israel di Laut Merah dan Teluk Aden.
Eskalasi meningkat pada awal 2024, ketika Houthi juga menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Amerika Serikat dan Inggris. Langkah ini disebut sebagai respons atas operasi militer kedua negara tersebut yang bertujuan mengamankan jalur pelayaran internasional di kawasan itu.
Pada Mei 2024, Houthi dan Amerika Serikat mencapai sebuah kesepakatan gencatan senjata yang mengakhiri beberapa pekan serangan udara intensif Washington terhadap posisi pemberontak. Namun, meski ada kesepakatan itu, Houthi menegaskan tidak akan menghentikan serangan terhadap kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Israel Serang Negara Baru di Arab, Warga Diminta Ngungsi Besar-besaran