Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono memastikan bahwa Kesepakatan Perdagangan Bebas Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia (I-EAEU FTA) dapat ditandatangani pada akhir tahun ini.
Dalam pernyataan pers yang disampaikan bersama Menlu Belarus Maxim Ryzhenkov usai pertemuan bilateral di Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Selasa, Sugiono meyakini bahwa sebagai Ketua EAEU tahun ini, Belarus akan mendukung penyelesaian kesepakatan ekonomi itu.
“Belarus mendukung peluncuran Indonesia-EAEU FTA yang ditargetkan dapat diteken pada KTT EAEU di St. Petersburg pada Desember ini,” kata Menlu RI.
Ia meyakini bahwa kesepakatan antara Indonesia dan EAEU tersebut dapat membuka jalan baru bagi kerja sama ekonomi antara kedua belah pihak, khususnya antara Indonesia dan Belarus.
Sementara itu, Menlu Belarus Ryzhenkov menyebut I-EAEU FTA merupakan langkah yang penting dalam meningkatkan kerja sama perdagangan dan ekonomi bilateral.
Sembari menyatakan dukungan penuh Belarus terhadap rampungnya kesepakatan ekonomi tersebut, ia menyampaikan bahwa I-EAEU FTA dapat membuka peluang bagi komunitas bisnis Indonesia maupun negara-negara anggota EAEU termasuk Belarus.
“Saya yakin bahwa inilah waktu yang tepat bagi pemerintah dan komunitas bisnis kita untuk menjajaki cara mengoptimalkan manfaat yang muncul dari kesepakatan dagang yang baru ini,” kata Ryzhenkov.
Menlu Belarus juga berharap supaya kesepakatan perdagangan bebas tersebut bisa diteken di bawah Keketuaan Belarus di Uni Ekonomi Eurasia.
Juni lalu, Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan bahwa perundingan I-EAEU FTA telah menunjukkan kemajuan pesat sehingga bisa ditarget tuntas sepenuhnya pada 2025.
Perundingan Indonesia-EAEU FTA diluncurkan pada 5 Desember 2022 dengan putaran ke-4 telah dilaksanakan pada 18--20 Maret 2024 di Yerevan, Armenia.
Kata Mendag, I-EAEU FTA, bersama Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (I-EU CEPA), akan membuka akses bagi produk unggulan RI ke pasar yang besar di Uni Eropa maupun Uni Ekonomi Eurasia.
Selain mendiversifikasi pasar ekspor Indonesia dan menjadi tujuan alternatif bagi produk yang terdampak kebijakan tarif Amerika Serikat, kedua perjanjian akan fokus pada produk manufaktur padat karya, pertanian, dan perikanan, tutur Budi.
Baca juga: RI dan EAEU percepat penandatanganan kerja sama ekonomi
Baca juga: RI rampungkan perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Ekonomi Eurasia
Baca juga: Prabowo berterima kasih ke Putin atas dukungan RI masuk BRICS
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.