Liputan6.com, Jakarta Sebagian masyarakat kerap memberi minum pada orang yang terlihat sakit. Misalnya ketika hampir tak sadarkan diri, ketika mengalami kecelakaan, hingga saat kejang atau kena serangan stroke.
Padahal, pemberian minum pada orang yang terkena serangan stroke tidaklah dianjurkan.
“Jangan berikan makanan atau minuman kepada penderita, karena mereka mungkin kesulitan menelan dan berisiko tersedak,” kata dokter spesialis neurologi/Saraf RS EMC Grha Kedoya, Sigit Dewanto mengutip laman EMC, Rabu (10/9/2025).
Alih-alih memberi minum pada orang yang terkena serangan stroke, Sigit menjelaskan cara memberikan pertolongan pertama sebagai berikut:
Segera Hubungi Bantuan Medis Darurat
Ini adalah prioritas utama. Minta seseorang untuk segera melakukannya. Berikan informasi lokasi yang jelas dan jelaskan gejala yang diamati. Ingat, penanganan medis darurat adalah kunci untuk menyelamatkan sel-sel otak yang masih bisa diselamatkan.
Perhatikan Waktu Gejala Dimulai
Ini sangat penting bagi dokter. Jika mengetahui kapan gejala pertama kali muncul, sampaikan informasi tersebut kepada petugas medis.
Ada jendela waktu kritis (seringkali dalam beberapa jam pertama) di mana obat-obatan tertentu dapat diberikan untuk melarutkan gumpalan darah dan meminimalkan kerusakan otak.
Bantu Pasien Tetap Aman dan Nyaman
- Baringkan pasien dengan posisi kepala sedikit terangkat, ini membantu mengurangi tekanan pada otak.
- Longgarkan pakaian yang ketat, terutama di sekitar leher, untuk memastikan jalan napas tetap lancar.
- Jika pasien muntah, miringkan tubuhnya ke satu sisi untuk mencegah aspirasi (masuknya muntahan ke paru-paru).
- Jauhkan benda-benda tajam atau berbahaya di sekitar pasien untuk mencegah cedera jika mereka kejang.
Jangan Berikan Obat Apapun
Jangan pernah memberikan aspirin atau obat lain kepada pasien tanpa instruksi dari tenaga medis. Jenis stroke berbeda-beda (iskemik atau hemoragik), dan obat yang salah bisa memperburuk kondisi.
Tetap Bersama Pasien
Beri semangat dan tenangkan pasien sampai bantuan medis tiba. Awasi terus kondisi mereka dan laporkan setiap perubahan kepada petugas medis.
Viral di media sosial, video yang menunjukkan cara terapi mengatasi kram, kesemutan, hingga strok dengan cara memukul-mukulkan sendok ke beberapa titik di tangan dan lengan. Bagaimana kebenaran klaim video ini?
Pertolongan Cepat Sangat Penting
Setiap menit sangat berharga ketika seseorang mengalami stroke. Kondisi ini sering disebut sebagai "time is brain" atau waktu adalah otak.
Semakin cepat penanganan medis diberikan, semakin besar peluang untuk meminimalkan kerusakan otak permanen dan meningkatkan kemungkinan pemulihan yang baik.
Maka dari itu, Mengenali gejala stroke sedini mungkin sangat penting untuk mempercepat penanganan medis dan meminimalisasi dampaknya.
Dokter spesialis neurolog /saraf RS EMC Cikarang, Poek Denny Purbawijaya, mengatakan, salah satu cara mudah untuk mengenali tanda-tanda stroke adalah dengan metode FAST, yakni:
F - Face Drooping (Wajah Menurun)
Perhatikan apakah salah satu sisi wajah tampak turun atau tidak simetris saat tersenyum.
A - Arm Weakness (Lengan Lemah)
Angkat kedua lengan, jika salah satu lengan tampak lemah atau jatuh, itu bisa menjadi tanda stroke.
S - Speech Difficulty (Kesulitan Bicara)
Mengalami kesulitan bicara, berbicara pelo, atau tidak dapat mengulang kalimat sederhana.
T - Time to Call Emergency (Waktunya Hubungi Darurat)
“Jika salah satu dari tanda-tanda di atas muncul, segera hubungi layanan darurat medis. Penanganan cepat dapat mengurangi kerusakan otak yang menyebabkan disabilitas dan kematian,” kata Poek mengutip laman EMC, Sabtu (21/6/2025).
Selain metode FAST, beberapa gejala lain yang juga perlu diwaspadai meliputi:
- Kebingungan mendadak
- Kesulitan melihat pada satu atau kedua mata
- Gangguan keseimbangan dan koordinasi
- Pusing atau sakit kepala berat secara tiba-tiba tanpa sebab jelas
- Mati rasa mendadak pada wajah, tangan, atau kaki (terutama pada satu sisi tubuh).
Mengenal Stroke
Stroke adalah salah satu kondisi kegawatan medis yang dapat menyebabkan disabilitas atau bahkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat. Di Indonesia, stroke menjadi penyebab kematian nomor satu dan penyumbang utama kondisi disabilitas.
Meningkatnya angka kejadian stroke disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, penyakit penyerta seperti darah tinggi, kencing manis, dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tanda-tanda awal stroke.
Stroke adalah kondisi ketika aliran darah ke otak terganggu, baik karena sumbatan (stroke iskemik) maupun pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Ketika suplai darah ke otak terganggu, sel-sel otak akan kekurangan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel otak mati dalam hitungan menit. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada bagian otak yang terkena, dan dampaknya tergantung pada lokasi serta tingkat keparahan stroke.
Apa Saja Jenis Stroke?
Jenis stroke terdiri dari:
Stroke Iskemik
Jenis stroke yang disebabkan oleh adanya sumbatan pada pembuluh darah otak, sering kali disebabkan oleh gumpalan darah yang terlepas dari plak pembuluh darah (trombus) atau sumber lainnya seperti jantung yang ikut mengalir melalui pembuluh darah (embolus). Sekitar 87 persen kasus stroke adalah jenis stroke iskemik.
Stroke Hemoragik
Jenis stroke ini disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak, yang menyebabkan peningkatan tekanan di dalam otak dan mendesak bagian otak di dalam yang dapat mengancam jiwa.
Jenis stroke ini biasanya terjadi akibat tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol atau kelainan pembuluh darah.
Serangan Iskemik Sepintas /Transient Ischemic Attack (TIA)
Sering disebut "mini stroke", TIA adalah gangguan sementara aliran darah ke otak yang gejalanya mirip stroke tapi hilang dalam beberapa menit atau jam.
Meski bersifat sementara, TIA merupakan peringatan serius akan risiko stroke yang lebih besar di kemudian hari.
Apa Bahaya Stroke Jika Tak Ditangani?
Stroke bukan hanya menyebabkan gangguan fungsi tubuh sementara, tapi bisa menimbulkan konsekuensi jangka panjang bahkan kematian. Berikut beberapa bahaya serius dari stroke:
Kondisi Disabilitas
Stroke dapat merusak bagian otak yang mengontrol gerakan, bahasa dan pemahaman. Banyak pasien stroke mengalami kelumpuhan sebagian tubuh (hemiplegia), gangguan bahasa dan pemahaman (afasia), atau kehilangan kendali fungsi tubuh lainnya.
Gangguan Kognitif dan Emosional
Stroke dapat menyebabkan penurunan kemampuan berpikir, hilangnya daya ingat dan mudah lupa (demensia), atau perubahan perilaku. Selain itu, pasien stroke juga rentan mengalami depresi dan gangguan kecemasan karena perubahan kondisi hidup mereka.
Kesulitan Menelan dan Bicara
Kerusakan otak akibat stroke bisa mengganggu kemampuan untuk berbicara lancar (disartria) dan menelan (disfagia), yang berdampak pada asupan nutrisi dan risiko tersedak.
Komplikasi Sekunder
Pasien stroke berisiko tinggi mengalami komplikasi seperti infeksi saluran pernapasan, luka tekan (dekubitus), trombosis vena dalam, hingga serangan stroke berulang.
Kematian
Tanpa penanganan cepat dan tepat, stroke bisa berakibat fatal dalam hitungan jam. Oleh karena itu, kecepatan merespons gejala sangat menentukan luaran penderita stroke.
Bagaimana Cara Cegah Stroke?
Stroke bisa dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat dan mengelola kondisi medis yang dimiliki. Berikut beberapa cara efektif untuk mencegah stroke:
Kontrol Tekanan Darah
Hipertensi adalah faktor risiko terbesar stroke. Rutin cek tekanan darah dan konsumsi obat tera...