Jakarta (ANTARA) - Kepolisian menyatakan bahwa tiga calon Anak Buah Kapal (ABK) asal Majalengka yang kabur dengan cara berenang melewati Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, tidak disekap oleh pemberi kerja.
"Kejadian yang terjadi bukan penyekapan," kata Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Penjaringan, AKP Sampson Sosa Hutapea di Jakarta, Jumat.
Sampson menjelaskan setelah kejadian warga menemukan keberadaan tiga ABK tersebut, polisi sudah mengecek tempat kejadian perkara (TKP) serta meminta keterangan dari pihak agensi.
Dari pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas Kepolisian, memang benar tiga calon ABK berinisial RA (20), AS (18) dan RH (20) asal Majalengka yang datang ke Muara Baru untuk dipekerjakan di kapal.
Menurut dia, mereka bertiga ini memang ingin bekerja menjadi ABK dan didatangkan dari Majalengka. Sesampai di Jakarta segala akomodasi, uang transportasi dan kebutuhan mereka ditanggung pihak agensi.
Baca juga: Tiga calon ABK asal Majalengka mengaku disekap di Penjaringan
Seluruhnya ditanggung agensi dengan komitmen bahwa calon ABK ini akan kerja sampai ada tanggal kapal yang berangkat. Namun, karena belum mendapat jadwal kapal, para ABK tersebut merasa tidak sabar dan memilih kabur.
"ABK ini merasa menunggu terlalu lama maka mereka menilai ini tidak sesuai dengan kesepakatan," kata dia.
Sampson juga memastikan bahwa selama berada di mes para calon ABK tidak disekap. Mereka masih diberi makan dan diperbolehkan bermain telepon seluler (ponsel).
Tapi, memang tidak diperkenankan pergi jauh-jauh karena mereka bukan penduduk asli sana.
"Cuma memang enggak boleh keluar jauh, karena mereka bukan penduduk asli sana dan juga takutnya mereka tidak menepati komitmen yang telah disepakati," kata dia.
Sebelumnya, tiga pria asal Majalengka, Jawa Barat, mengaku disekap di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, usai melamar menjadi calon ABK melalui calo atau agensi yang menawarkan informasi lowongan kerja di media sosial.
Baca juga: Korban penyekapan di Myanmar sebut ada 15 WNI yang bernasib sama
Korban berinisial RA (20) di Jakarta, Kamis (7/8), mengatakan, peristiwa penyekapan itu berawal saat dirinya dan dua rekannya yang lain AS (18) dan RH (20) tergiur dengan lowongan sebagai ABK di Facebook.
"Awalnya, dari Facebook diajak sama teman, diajak katanya mau ikut enggak kerja di Jakarta jadi ABK di Muara Baru. Katanya kontrak empat bulan," kata dia.
Dalam lowongan kerja (loker) yang diiklankan di medsos itu disebutkan gaji ABK yang akan didapatkan sekitar Rp6 juta.
Ia mengaku sudah lelah menjadi pengamen di Majalengka dan ingin mengubah nasib. Dia memberanikan diri bersama kedua rekannya berangkat ke Jakarta untuk mendaftar sebagai anak buah kapal.
Sesampai kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, mereka ditempatkan di sebuah mes berukuran tiga meter yang diisi oleh belasan calon ABK lainnya. "Waktu pertama datang itu sih 15 orang di kamar," kata dia.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.