Hasil Kajian Rencana Pembelajaran Bahasa Portugis di Sekolah

MENTERI Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti mengatakan kementeriannya sudah mengkaji secara internal mengenai rencana pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Portugis, di sekolah. Hasil kajian itu di antaranya penerapan mata pelajaran bahasa Portugis di sekolah sangat tergantung dengan kesiapan tenaga pengajar serta sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran tersebut.

"Nanti kemungkinan juga bisa diajarkan bahasa Portugis, tapi sangat tergantung kesiapan guru dan sarana prasarananya," kata Mu'ti di kompleks Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, pada Rabu, 26 November 2025.

Rencana pengajaran bahasa Portugis di sekolah pertama kali diungkapkan oleh Presiden Prabowo Subianto saat menerima kunjungan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, pada Kamis, 23 Oktober 2025. “Saya sudah putuskan bahwa bahasa Portugis menjadi bahasa prioritas di pendidikan kita,” kata Prabowo.

Ia mengatakan tujuan pembelajaran bahasa Portugis di sekolah itu untuk memperkuat hubungan Indonesia dengan negara-negara berbahasa Portugis, seperti Brasil, Portugal, dan Timor Leste. 

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah lantas menyikapi keputusan Presiden Prabowo tersebut. Menteri Pendidikan Abdul Mu'ti mengatakan lembaganya mengakaji rencana penggunaan bahasa Portugis di sekolah.

Di samping bahasa Portugis, kata dia, Kementerian Pendidikan Dasar juga mengkaji lima bahasa asing lainnya untuk dipelajari di sekolah. Kelimanya adalah bahasa Arab, Mandarin, Perancis, Jepang, dan Korea. 

Menurut Mu'ti, kelima bahasa asing itu sudah dipertimbangkan untuk menjadi mata pelajaran pilihan yang akan diajarkan di sekolah. "Sekarang ini skemanya memang masih merupakan bahasa asing pilihan," kata dia.

Mu'ti menekankan saat ini bahasa asing yang wajib dipelajari di satuan pendidikan adalah bahasa Inggris. Pada 2027, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan mewajibkan pengajaran bahasa Inggris untuk murid kelas 3 sekolah dasar. Sebelum menerapkan ketentuan itu, Kementerian Pendidikan Dasar akan melatih guru bahasa Inggris di sekolah, pada 2026. 

Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Bonnie Triyana mengatakan keinginan pemerintah untuk menerapkan pelajaran bahasa Portugis di sekolah berpotensi memberatkan siiswa dan guru. Sebab, bahasa asing tersebut tidak familiar di pergaulan internasional.

"Bukan pula bahasa pengetahuan umum digunakan di kalangan akademik," kata Bonnie dalam keterangan tertulis pada Sabtu, 25 Oktober 2025.

Ia juga berpendapat bahwa guru berpotensi terdampak dengan rencana itu. Sebab, tenaga pengajar terlebih dahulu harus mahir berbahasa Portugis sebelum mengajarkannya kepada siswa.

Menurut Bonnie, pelajaran tambahan bahasa asing ini juga akan mengakibatkan pembengkakan anggaran. Misalnya, pemerintah harus mempersiapkan segalanya sebelum benar-benar direalisasikan.