Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah pemimpin dunia berkumpul di Beijing, China, Rabu (3/9/2025), untuk menyaksikan parade militer yang digelar oleh Negeri Tirai Bambu. Tercatat, Presiden RI Prabowo Subianto juga berada dalam acara tersebut.
Secara rinci, nampak sejumlah pemimpin dunia dengan kekuatan nuklir yang besar. Ada Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri (PM) Pakistan, Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong Un, serta Presiden China sendiri, Xi Jinping.
Bila digabungkan, keempat negara ini memiliki 46,22% kekuatan nuklir dunia. Rusia sendiri mempertahankan posisinya sebagai negara dengan kekuatan nuklir terbesar di dunia.
SIPRI memperkirakan Rusia memiliki sekitar 4.309 hingga 5.449 hulu ledak nuklir, termasuk hulu ledak yang siap dikerahkan, disimpan, dan sudah dipensiunkan. Rusia dan Amerika Serikat (AS) bersama-sama menguasai lebih dari 80% total hulu ledak nuklir global.
China sedang melakukan modernisasi dan ekspansi kekuatan nuklirnya dengan sangat cepat. Pada awal 2025, diperkirakan China memiliki sekitar 600 hulu ledak nuklir. Jumlah ini meningkat pesat dan Beijing diperkirakan akan memiliki jumlah rudal balistik antarbenua (ICBM) yang setara dengan Rusia atau AS pada akhir dekade ini.
Pakistan diperkirakan memiliki sekitar 170 hulu ledak nuklir. Pakistan terus mengembangkan dan memodernisasi persenjataan nuklirnya, dengan fokus pada pengembangan sistem peluncuran triad (daratan, udara, dan laut).
Untuk kekuatan nuklir Korut sangat dirahasiakan. Namun SIPRI memperkirakan Pyongyang memiliki sekitar 50 hulu ledak operasional. Selain itu, Kim Jong Un diperkirakan memiliki cukup material fisil untuk memperluas arsenalnya hingga mencapai 90 hulu ledak.
Kekuatan Nuklir India
Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Narendra Modi juga sejatinya sempat berada di China. Ia nampak berkumpul dengan seluruh negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO).
Dari segi kekuatan, India juga merupakan raksasa nuklir dunia.SIPRI menyebut India terus memperkuat persenjataan nuklirnya sebagai bagian dari modernisasi pertahanan. Pada awal tahun 2025, SIPRI mengestimasi bahwa India memiliki sekitar 180 hulu ledak nuklir, sedikit meningkat dari tahun sebelumnya.
Peningkatan ini menunjukkan komitmen India untuk memodernisasi dan memperluas kapabilitas nuklirnya. Meskipun jumlahnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan kekuatan nuklir dominan seperti Rusia dan Amerika Serikat, pertumbuhan ini menempatkan India sebagai salah satu negara dengan persenjataan nuklir yang berkembang pesat.
Modernisasi persenjataan nuklir India berfokus pada pengembangan "triad nuklir" yaitu kemampuan untuk meluncurkan serangan nuklir dari darat, laut, dan udara. Hal ini termasuk pengembangan rudal balistik antarbenua (ICBM) baru, kapal selam bertenaga nuklir yang mampu meluncurkan rudal balistik (SSBN), serta pesawat pembom strategis yang dimodifikasi. India juga sedang mempersiapkan beberapa hulu ledaknya untuk status siaga operasional yang lebih tinggi.
Pengembangan kekuatan nuklir India tidak dapat dilepaskan dari dinamika keamanan di kawasan Asia Selatan, terutama dalam kaitannya dengan rivalitas regionalnya dengan Pakistan dan China. Meskipun India dan Pakistan memiliki jumlah hulu ledak yang relatif mirip, India dipandang memiliki program yang lebih luas dengan fokus pada triad nuklir.
(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kekuatan Nuklir Muslim 'Ngamuk' Israel Serang Iran, Serukan Hal Ini