Kemensos dan Dinsos Jateng Perkuat Peluasan Kampung Berdaya

INFO NASIONAL — Kementerian Sosial Republik Indonesia memberikan apresiasi terhadap langkah Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Tengah dalam mengembangkan Pilot Project Kampung Berdaya di sembilan desa sebagai bagian dari upaya percepatan penanganan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem berbasis pemberdayaan masyarakat.

“Kampung Berdaya ini sifatnya komprehensif. Harus ada unsur pendukung yang stabil, konsep desa binaannya juga harus jelas,” ujar Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo saat menerima audiensi Dinsos Jateng pada Jumat, 21 November 2025 lalu.

Dalam pemaparannya, Dinsos Jateng melaporkan progres implementasi program yang difokuskan pada peningkatan kemandirian masyarakat melalui sektor pertanian, peternakan, peningkatan akses layanan kesehatan, serta pendampingan sosial. Proyek percontohan tersebut dirancang untuk menguji kelayakan model sebelum diterapkan di 452 desa lainnya di wilayah Jawa Tengah.

Agus Jabo menilai bahwa masyarakat Indonesia pada umumnya memiliki semangat untuk berubah dan diberdayakan, namun dukungan yang tersedia masih belum optimal. Karena itu, ia menekankan perlunya metode percepatan yang lebih sistematis dan berskala besar.

“Program pemberdayaan yang dilakukan Kemensos ruang lingkupnya masih kecil,” tegasnya. Ia juga menyampaikan bahwa mandat Presiden kepada Kemensos adalah percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, sehingga pendekatan pemberdayaan harus dilakukan secara masif, inklusif, dan tidak lagi bersifat parsial.

Dalam kerangka tersebut, Kemensos menetapkan dua jalur pelaksanaan. Pertama, pendamping ditargetkan mampu menggraduasi sepuluh KPM per tahun sehingga pada 2026 minimal 350.000 KPM dapat keluar dari status bantuan. Jalur kedua yaitu pembangunan Kampung Berdaya secara terpadu, dimulai dari sembilan desa percontohan di Jawa Tengah.

“Sembilan desa ini adalah embrio. Ini tidak bisa berhenti di 10 atau 20 titik saja,” ungkap Agus Jabo, menegaskan bahwa target indikatif harus mencerminkan capaian nyata penghapusan kemiskinan ekstrem.

Selain konsolidasi pengembangan Kampung Berdaya, Kemensos juga memperkenalkan konsep program baru bernama Posyandu Reborn. Dalam model ini, pemberdayaan sosial, layanan kesehatan, dan pusat kesejahteraan sosial akan terintegrasi dalam satu ruang, dengan nomenklatur baru: Posyandu Pemberdayaan.

“Ini mengubah cara kerja pemberdayaan Kemensos selama ini. Kita akan lakukan pemberdayaan secara masif dan secepatnya,” jelasnya.

Kemensos menargetkan pengembangan ratusan titik Kampung Berdaya di seluruh Indonesia. Upaya ini diharapkan tidak sekadar seremonial, tetapi berdampak nyata, terukur, dan berkelanjutan melalui sinergi pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta dukungan mitra swasta.

Sejalan dengan arahan Menteri Sosial, Agus Jabo menegaskan kembali prinsipnya: “Siapa yang mau bekerja akan kita beri lapangan pekerjaan. Kita akan kerja sama dengan pihak swasta terkait.”

Menanggapi arahan tersebut, Plt. Sekretaris Dinsos Jawa Tengah Endah Dwi Setiyorini menyampaikan komitmen penuh bahwa pihaknya siap menindaklanjuti seluruh arahan teknis dan strategis.

Mengakhiri pertemuan, Wamensos menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran Dinsos Jateng dan pendamping lapangan yang telah berkomitmen menjalankan proses pemberdayaan hingga tingkat desa. Upaya ini diharapkan menjadi langkah penting menuju Indonesia bebas kemiskinan ekstrem.(*)