Markas PBB, New York (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai data terkait kelaparan di Jalur Gaza yang disampaikan Kementerian Kesehatan Gaza dapat dipercaya, kata juru bicara PBB Stephane Dujarric, Selasa (12/8).
“Kami mendapati bahwa selama ini, dan seperti yang Anda ketahui, PBB telah berada di Gaza cukup lama, termasuk sejak pengambilalihan Gaza oleh Hamas, angka-angka yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan di Gaza yaitu Kementerian Kesehatan Palestina, secara keseluruhan dapat dipercaya,” ujar Dujarric dalam konferensi pers.
Sebelumnya, Selasa pagi, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat malnutrisi di tengah krisis pasokan pangan di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 227 orang, termasuk 103 anak-anak.
Baca juga: Prancis ingatkan kemungkinan terjadi bencana jika Israel duduki Gaza
Pekan lalu pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa tidak ada kelaparan di Gaza dan menyebut situasinya dibesar-besarkan.
Namun Netanyahu mengakui adanya “deprivasi” di Gaza dan berpendapat bahwa “tidak ada seorang pun di Gaza yang akan bertahan hidup setelah dua tahun perang” jika Israel benar-benar menerapkan “kebijakan kelaparan.”
Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk, Senin pekan lalu, mengatakan penolakan Israel untuk memberikan akses pangan kepada warga sipil Gaza dapat dikategorikan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Ia menyebut gambar-gambar yang memperlihatkan warga kelaparan di Gaza sebagai “menyayat hati dan tak dapat diterima.”
Baca juga: Spanyol tegaskan tidak bakal pernah akui aneksasi Gaza oleh Israel
Menurut Turk, Israel terus membatasi secara ketat bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza dan jumlah bantuan yang diizinkan jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan.
Setelah sebagian melanjutkan pengiriman bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina dari 27 Juli hingga 10 Agustus, Israel hanya mengizinkan 1.334 truk masuk ke wilayah tersebut, yang hanya memenuhi sekitar 14 persen kebutuhan bantuan penduduk.
Pemerintah setempat menuding sebagian besar truk tersebut dijarah dengan sepengetahuan militer Israel.
Untuk memenuhi kebutuhan dasar pangan, bahan bakar, dan obat-obatan, sedikitnya 600 truk bantuan perlu diizinkan masuk ke Gaza setiap hari, menurut perkiraan mereka.
Baca juga: PM Australia sebut Netanyahu sengaja pungkiri penderitaan warga Gaza
Sumber: Sputnik/Ria-Novosti-OANA
Penerjemah: Primayanti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.