Yerusalem/Istanbul (ANTARA) - Ratusan warga Israel berdemonstrasi di dekat kantor pusat Kementerian Pertahanan di Tel Aviv pada Selasa malam, menuntut diakhirinya perang di Gaza dan pembebasan para sandera.
Para demonstran memblokir Jalan Raya Ayalon - yang melewati kementerian - dengan membakar ban mobil, lapor Channel 12 Israel.
Di antara para pengunjuk rasa terdapat keluarga sandera Israel yang ditawan di Gaza, yang bergabung dalam unjuk rasa untuk menyatakan penolakan mereka terhadap keputusan pemerintah untuk melanjutkan perang di Gaza, kata media tersebut.
Aksi protes ini muncul di tengah mandeknya negosiasi gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan Hamas.
Minggu lalu, Israel menarik diri dari perundingan tidak langsung dengan Hamas di Doha karena ketidaksepakatan mengenai isu-isu utama seperti penarikan penuh pasukan dari Gaza, diakhirinya perang, pembebasan tahanan Palestina, dan mekanisme pengiriman bantuan kemanusiaan.
Hamas telah berulang kali menyatakan kesediaannya untuk membebaskan semua sandera Israel sekaligus dengan imbalan gencatan senjata permanen, penarikan penuh Israel, dan pembebasan tahanan Palestina.
Oposisi Israel dan keluarga sandera menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menghalangi kesepakatan penuh demi kesepakatan parsial yang memungkinkannya memperpanjang perang.
Langkah ini, menurut keluarga sandera, didorong oleh kepentingan politik, karena khawatir pemerintahannya akan runtuh jika sayap kanan ekstremnya menarik diri demi mengakhiri perang.
Tel Aviv memperkirakan 50 warga Israel masih ditawan di Gaza, termasuk 20 orang yang diyakini masih hidup. Sementara itu, Israel menahan lebih dari 10.800 tahanan Palestina, banyak di antaranya menghadapi penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis, menurut kelompok hak asasi Palestina dan Israel.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Komisi Eropa tegaskan Gaza sebagai bagian integral negara Palestina
Baca juga: Pengungsi Gaza menghuni tenda di tengah reruntuhan
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.