Trump Kalah di Pengadilan, Dana Penelitian Harvard Tak Jadi Dipotong

3 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang hakim federal Amerika Serikat (AS) di Boston pada hari Rabu (3/9/2025) memerintahkan pemerintahan Trump untuk membatalkan pemotongan dana penelitian lebih dari US$2,6 miliar (Rp42,49 triliun) untuk Universitas Harvard. Hal ini memberikan kemenangan signifikan bagi universitas Ivy League tersebut dalam perebutan kekuasaan dengan Gedung Putih.

Hakim Distrik AS Allison Burroughs memutuskan bahwa pemotongan tersebut merupakan pembalasan ilegal atas penolakan Harvard terhadap tuntutan pemerintahan Trump untuk mengubah tata kelola dan kebijakan Harvard.

Pemerintah telah mengaitkan pembekuan dana tersebut dengan keterlambatan Harvard dalam menangani antisemitisme, tetapi hakim tersebut mengatakan bahwa penelitian universitas yang didukung pemerintah federal tersebut tidak ada hubungannya dengan diskriminasi terhadap orang Yahudi.

"Tinjauan terhadap catatan administrasi menyulitkan untuk menyimpulkan apa pun selain bahwa (pemerintah) menggunakan antisemitisme sebagai kedok untuk serangan yang terarah dan bermotif ideologis terhadap universitas-universitas terkemuka di negara ini," tulis Burroughs.

"Negara ini harus memerangi antisemitisme," tulisnya, "tetapi juga harus melindungi hak atas kebebasan berbicara."

Putusan tersebut membatalkan serangkaian pembekuan dana yang kemudian menjadi pemotongan dana secara langsung seiring pemerintahan Trump meningkatkan pertikaiannya dengan universitas terkaya di negara itu. Pemerintah juga telah berupaya mencegah universitas tersebut menerima mahasiswa asing dan mengancam akan mencabut status bebas pajaknya dalam perselisihan yang disaksikan secara luas di dunia pendidikan tinggi.

Pengembalian dana federal akan menghidupkan kembali operasi penelitian Harvard yang meluas dan ratusan proyek yang mengalami pemotongan dana. Namun, apakah Harvard benar-benar menerima dana federal tersebut masih harus dilihat. Pemerintah berencana mengajukan banding segera, kata juru bicara Gedung Putih, Liz Huston, dalam sebuah pernyataan, menyebut Burroughs sebagai "hakim aktivis yang ditunjuk Obama."

"Bagi pengamat yang berpikiran adil, jelas bahwa Universitas Harvard gagal melindungi mahasiswanya dari pelecehan dan membiarkan diskriminasi melanda kampus mereka selama bertahun-tahun," kata Huston. "Harvard tidak memiliki hak konstitusional atas uang pajak."

Para ilmuwan peneliti Harvard mengatakan mereka telah memantau kasus ini dengan saksama, tetapi khawatir pendanaan mereka tidak akan segera dipulihkan.

"Banyak dari kami khawatir pemerintah federal akan mengajukan banding atas keputusan ini atau mencari cara lain untuk menghalangi penyaluran dana penelitian, meskipun hakim telah menyatakan dengan jelas bahwa penghentian pendanaan tersebut ilegal," kata Rita Hamad, direktur sebuah pusat yang meneliti dampak kebijakan sosial terhadap kesehatan.

Di luar gedung pengadilan, pemerintahan Trump dan pejabat Harvard telah membahas potensi kesepakatan yang akan mengakhiri investigasi dan memungkinkan universitas untuk mendapatkan kembali akses ke pendanaan federal. Presiden Donald Trump telah mengatakan bahwa ia ingin Harvard membayar tidak kurang dari US$500 juta (Rp8,1 triliun), tetapi belum ada kesepakatan yang terwujud, meskipun pemerintah telah mencapai kesepakatan dengan Columbia dan Brown.

Kirsten Weld, presiden cabang Harvard dari American Association of University Professors, mengatakan putusan pengadilan federal hari Rabu seharusnya memberi semangat kepada administrasi Harvard yang juga menang dalam gugatan atas pemotongan dana tersebut.

"Kami berharap keputusan ini menjelaskan kepada komunitas Harvard bahwa menawar hak-hak komunitas Harvard melalui kompromi dengan pemerintah adalah hal yang tidak dapat diterima," kata Weld.


(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Kebijakan Trump Kembali 'Makan Korban' Baru: Universitas Harvard

Read Entire Article