Yahya Cholil Mengaku Belum Terima Surat Rais Aam PBNU yang Memintanya Mundur

KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengatakan belum menerima surat dari Rais Aam PBNU yang meminta dirinya mundur. Hal tersebut ia sampaikan usai menghadiri rapat koordinasi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia di Surabaya.

Yahya menjelaskan pertemuan ini merupakan forum silaturrahmi PWNU se-Indonesia. "Ini silaturahmi, koordinasi pengurus organisasi,” kata dia kepada awak media di Hotel Novotel Samator, Sabtu, 22 November 2025.

Saat disinggung surat Rais Aam PBNU, Yahya mengaku belum menerima pemberitahua tersebut. Dia mengaku masih menunggu informasi lebih lanjut. "Saya sendiri belum terima (suratnya), tapi lihat nanti apakah ada yang dipersiapkan. Tunggu informasinya ya," ucapnya.

Sementara itu, tampak sejumlah pengurus PWNU se-Indonesia yang hadir dalam rapat tersebut. Namun, Ketua PWNU Jatim, Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin tidak nampak hadir. Rapat itu berlangsung hingga Ahad dini hari.

Sebelumnya, beredar petikan surat yang berisi kesimpulan hasil rapat harian Syuriyah PBNU di sosial media dan awak media pada Jumat, 21 November 2025. Petikan surat berisi hasil rapat yang berjudul "Risalah Rapat Harian Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama" di Hotel Aston Jakarta pada Kamis, 20 November 2025.

Dalam surat ditandatangani oleh Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar itu, terdapat dua poin penting hasil keputusan rapat. Yakni, Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya diminta mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum PBNU dalam waktu tiga hari sejak diterimanya keputusan rapat harian Syuriyah PBNU. Jika Yahya Staquf tidak mengundurkan diri dalam waktu tiga hari, Syuriyah PBNU akan memberhentikannya dari jabatan Ketua Umum PBNU.